Selasa, 22 Oktober 2013

P.A.K. I Tahap Perkembangan Anak



P.A.K I
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Ryan Frinandoe
BAB I
PERANAN ORANG TUA TERHADAP ANAK

Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk-makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup lainnya.[1] Manusia secara sadar mengetahui bahwa ia adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan manusia memiliki tujuan dan maksud tertentu yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ada satu tujuan Allah yang menarik mengapa Allah menciptakan manusia yaitu lihat dalam Kejadian 1:26  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."  Inilah bunyi firman Allah, ayat ini berbicara tentang maksud dan tujuan Allah agar manusia memenuhi seluruh bumi.
Kita bisa melihat jumlah manusia sekarang di bumi ini semakin banyak dan padat. Namun bagaimanakah cara orangtua mendidik anak-anaknya? Seorang anak itu perlu di didik agar menjadi seorang anak yang terpelajar. Setiap anak-anak akan mencapai suatu perubahan ketika mengalami masa-masa tingkatan perkembangannya. Seorang anak akan memiliki kecerdasan apabila ia didik dengan cara yang baik, jadi apabila anak tidak di didik dengan baik maka dalam kehidupan keluarga, anak itu akan menjadi seorang yang mempunyai karakter yang berbeda dari anggota keluarga yang lain. Cara mendidik anak yang baik yaitu pada saat ia masih dalam kandungan, bagaimana caranya? Seorang dosen kami mengatakan “sewaktu anak masih berada dalam kandungan, Suami dan Istri mengadakan komunikasi dengan anak yang ada dalam kandungan.” Ini artinya bahwa anak itu sewaktu dalam kandungan sudah bisa di didik dan di ajarkan segala sesuatu. Suatu keajaiban yang telah Tuhan lakukan terhadap manusia sehingga manusia yang di dalam kandungan pun bisa mulai di didik dan di ajar.
Selama saya melanjutkan pendidikan saya di Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir Jakarta, saya mendapatkan tugas untuk membahas tentang tahap perkembangan anak dengan mata kuliah P.A.K. Dalam psikologi perkembangan dibicarakan bahwa dasar kepribadian seseorang terbentuk pada masa anak-anak. Proses-proses perkembangan yang terjadi pada diri seorang anak ditambah dengan apa yang dialami dan diterima selama masa anak-anaknya secara sedikit demi sedikit memungkinkan ia tumbuh dan berkembang dan menjadi manusia dewasa.[2]
1.       Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Anak.
Perkembangan seorang anak tidak selalu berada dalam masa-masa bayinya tetapi dari masa bayinya akan selalu mengalami perubahan tahap demi tahap. Perkembangan anak sangat mempengaruhi keadaan fisiknya, rasio, sistem kerja gerak badan, dan segala jenis organ tubuhnya. Makanan seorang ibu sangat mempengaruhi keadaan perkembangan anak yang ada dalam rahim. Ibu yang baik untuk mengerti perkembangan anaknya yang ada dalam rahim adalah ibu yang mengkonsumsi sayur-sayuran.
Adapun anak biasanya mengalami perkembangannya itu tidak jauh dari kehidupan di dalam keluarganya. Karena di dalam keluarga jelas ia akan lebih leluasa untuk beraktivitas. Dalam kehidupan lingkungan keluarga pastinya orang tua akan lebih memperhatikan anak yang terutama. Namun sayangnya pada zaman era modern ini, banyak anak yang kurang mendapatkan apa yang diharapkan oleh orangtuanya. Semua orang tua sibuk dengan pekerjaannya, maka tidak bisa dipungkiri apabila anak sudah mencapai titik kedewasaan akan mencari perlindungan dan kasih sayang dari orang lain. Mike Yorkey dalam bukunya mengatakan: Sikap permisif (serba membolehkan) bukan saja suatu cara pendekatan yang tidak bermanfaat dalam membesarkan anak, tetapi juga menjadi bencana bagi mereka yang pernah mencobanya. Apabila diterapkan dengan tepat, disiplin disertai kasih akan membuahkan hasil! Ini merangsang timbulnya afeksi yang lembut, yang dimungkinkan dengan saling menaruh respek antara orang tua dan anak.[3]
Ada banyak anak yang masa perkembangannya mendapatkan kekerasan dan kurang kasih sayang oleh sebab sikap disiplin yang menekan mereka. Tekanan-tekanan itu akan membuat mereka juga akan keras sebaliknya. Sangat membahayakan mendidik dengan kekerasan terhadap anak saat pada masa perkembangannya. Seharusnya orang tua lebih berperan memberikan kasih sayang yang selayaknya kepada anak. Anak yang masih berusia sekitar 2th adalah anak yang masih pemikirannya dalam perkembangan bahkan belajar untuk melatih berbicara (babling), apabila orang tua salah melakukan interaksi dengan anak, maka dalam perkembangan anak itu akan terjadi kesalahan pula. Mengapa? anak yang masih berusia 2th itu lebih rentan untuk meniru setiap kata yang didengarkannya. Oleh sebab itu orang tua harus berperan penting dan siap sedia dalam segala persiapan untuk mendidik anak dengan baik.
2.      Tanggapan Anak
Suatu hari ketika saya berada di kamar, seorang anak bernama Yehezkiel yang baru berusia  ±2th masuk ke dalam kamar dan membawa sebuah mainannya, ternyata dia datang dengan maksud membawa saya bermain dengannya. Tapi awalnya saya tidak memahami apa yang di inginkannya. Beberapa menit saya bermain dengannya, ketika saya berkata awas, dia juga berkata awas, kemudian saya berkata aduuh... maka dia juga berkata aduh. Terlihat sekali dari gaya interaksi ini bahwa anak-anak sangat rentang untuk meniru dan menanggapi setiap perkataan. Anak-anak yang masih seusia ini tidak boleh di ajak bicara seperti gaya bicara orang dewasa, sebab akan menimbulkan anak itu tidak dapat mengerti apa yang kita maksudkan. Dalam dunia komunikasi keluarga, peranan ayah dan ibu sangat penting dalam memberikan tanggapan kepada anak-anak. Karena dari memberikan tanggapan dan gaya interaksi yang baiklah anak akan mendapatkan perkembangan yang maksimal.
Save M Dagun dalam bukunya mengatakan: disamping itu ayah dan ibu, memberikan perhatian kepada anak-anak putrinya supaya bersikap feminin sementara anak putranya agar bersikap jantan. Ayah akan bersikap keras dan tegas apabila anak-anak memainkan jenis permainan yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalkan anak laki-laki yang bermain boneka atau masakan-masakan. Lalu bagaimana halnya perilaku ibu terhadap anak laki-laki dan perempuan? Tampak terjadi kompensasi dalam soal ini. ibu lebih berperan memberi rangsangan pada anak putri.[4]





BAB II
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
A.    Pengertian Perkembangan
Objek psikologi perkembangan adalah manusia sebagai pribadi. Para ahli psikologi juga tertarik akan masalah seberapa jauhnya perkembangan manusia manusia tadinya dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya (Van den Berg, 1986; Muchow, 1962). Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.[5]
B.     Periode Prenatal dan Tahun Pertama
Pengertian akan reproduksi dan perkembangan manusia makin dirasa perlu dalam masyarakat yang makin maju. Perkembangan biologis pada manusia dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki memasuki dinding telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi kemungkinan terjadinya pembuahan semacam itu telah ditentukan secara ilmiah. Sekali dalam 28 hari, seringkali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung telur menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke dalam rahim. Perjalanan ini biasanya memakan waktu 3-7 hari. Kalau dalam perjalanan ini tidak terjadi pembuahan, maka lenyaplah telur itu dalam rahim.[6]
Bila telur dalam perjalanan ke rahim berjumpa dengan spermatosoma dan spermatosoma masuk melalui dinding telur, terjadilah pada detik itu hal-hal berikut: sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya, bagian-bagian itu disebut choromosoma. Pada saat itu pecahlah inti telur dan lepaslah 23 choromosoma.[7]
C.     Penyimpangan Genetis
Penyimpangan kromosom yang terkenal adalah yang disebut down syndrome. Pada penyimpangan ini maka ada kelainan pada kromosom 21 yang ada tiga sedangkan seharusnya ada dua. Anak dengan down syndrome mempunyai ekspresi wajah yang khas dan mengalami keterbelakangan dalam perkembangan. Termasuk penyimpangan genetis juga dapat disebut anomali (pemyimpangan) dalam kromosom seks, yaitu X-syndrome yang rapuh serta defek gene yang tunggal. Anomali ini tidak dapat dideteksi sebelum anak dilahirkan.[8]
D.    Tahap-Tahap Perkembangan Anak
D.1. Usia 1-4th.
Perkembangan sesudah tahun pertama ditandai oleh beberapa proses-proses yangs sangat fundamental. Misalnya perkembangan sosial dan kepribadian yang ditandai oleh perkembangan tingkah laku melekat. Secara singkat ada 8 tanda esensial yang dapat disebutkan dalam perkembangan seorang anak antara akhir tahun pertama dan permulaan usai 4th, yaitu:
tahap-perkembangan-anak.gif
1.      Pada permulaan periode ini anak bisa duduk, berdiri, dan berjalan dengan bantuan. Bila anak mencapai usia 4th ia dapat meloncat-loncat, memanjat, merangkak dibawah meja dan kursi.
2.      Pada anak usia 4th maka tangan dan mata nekerja sama dalam kordinasi yang baik.
3.      Pada usia 4th anak sudah dapat berbahasa.
4.      Pada akhir periode ini anak memperoleh pengertian banyak mengenai benda-benda menurut warna dan bentuknya.
5.      Pada usia 4th anak sedikit banyak mengerti ruang dan waktu.
6.      Pengertian akan norma-norma pada anak usia 4th juga sudah ada. Kata-kata baik, buruk, tidak boleh dsb.
7.      Kebutuhan aktiv untuk berbuat sesuatu makin lama makin ditentukan secara kognitif.
8.      Anak tidak hanya menginginkan ada bersama-sama dengan orang dewasa, melainkan ia sudah menginginkan dapat bergaul secara aktiv dengan mereka.[9]

Dalam psikologi perkembangan anak, seorang pribadi yang disebut anak-anak yaitu dari usia:
1.      0-2 tahun, disebut bayi.
2.      2-6 tahun, disebut masa prasekolah.
3.      6-12 tahun, disebut masa sekolah.

1.      Bayi 0-2th
itu sangat penting dan perlu tahu kesehatan anak, ada dua alat untuk menarik bayi Forcep dan Vocum. Pengalaman waktu manusia menyesuaikan dirinya dengan dunia itu pada waktu ia lahir. Kemudian ia beradaptasi dengan makanan, untuk pertamakali itu harus ditaruh dalam ASI melalui makanan ibu. Paru-parunya harus bekerja, jadi tidak heran bayi itu menangis agar paru-parunya aktiv dan bekerja.[10]

1.      Bayi memiliki perkembangan
2.      Perkembangan motorik itu terlihat dari respon bayi terhadap rangsang, misalnya matanya ngedip., tangannya ngenggam, dll.
3.      Perkembangan Koginitf adanya rasa ingin tahu.
4.      Terjadi permulaan perkembangan bicara.
a)      Prangoceh 0-6 bulan.
b)     Ngoceh 6 bulan-12 bulan.
c)      Satu kata 12 bulan-15.
d)     Dua kata 2 tahun.
5.      Perkembangan emosi dan sosial, mula-mula tenang atau senang atau terangsang itu timbul sehubungan dengan ransangan fisik. Contoh: lapar, ngompol, dan nangis. Usia 3 bulan ada rangsangan psikis, 18 bulan ia mulai menguasai motorik, dan mental.
6 bulan pertama bayi harus diberi air susu ibu, oleh sebab itu bayi harus makan yang sehat dan teratur.[11]
Prasekolah 2-6th
a.       Motorik otaknya tambah matang, yang mengatur sistem saraf dan otot. Tahap ini ia mulai bisa memegang benda dan ia sedang belajar mengangkat suatu benda yang apa saja ia lihat.
b.      Perkembangan bahasa dan berpikir. Terjadi oleh pematangan organ-organ bicara dan fungsi berpikir. Selain itu lingkungan membantu mengembangkannya. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam hal bicara, yaitu:
1.      Mengerti pembicaraan orang lain;
2.      Menyusun dan menambah perbendaharaan kata;
3.      Menggabungkan kata menjadi kalimat; dan
4.      Pengucapan yang baik dan benar.
Anak-anak itu egosentris, tetapi seiring tambah umurnya maka egosentris itu berkurang. 2-6 tahun ia akan mencoba mulai mengerti pembicaraan orangtua.[12]
c.       Perkembangan sosial
Dunia pergaulan anak tambah luas makin banyak ingin melakukan bermacam-macam kegiatan. Apabila banyak dilarang ketika anak-anak melakukan kreasinya maka ia tidak mau lagi melakukannya, dan ia akan menjadi takut untuk mengambil keputusan. Apabila seorang anak datang untuk mengatakan sesuatu hal yang baik dan ia memuji karya orangtua, maka puji kembali dan ajarkan dia melakukannya. Anak-anak itu hidup dipenuhi fantasi dan khayalannya.
Masa Sekolah 6-12th
Ahli-ahli banyak mengatakan ini masa tenang. Usia semacam ini mulai mengalihkan perhatiannya ke teman jadi ia mulai bekerja sama, kerja kelompok, diskusi. Yang penting dimiliki usia anak ini ialah pematangan sekolah, dia di ajar juga untuk sadar dan menerima otoritas selain dari orangtua. Dia sadar akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi. apa yang mereka belajar?[13]
1.      Keterampilan menolong diri sendiri, contoh: makan, ikat tali sepatu.
2.      Keterampilan bermain
3.      Keterampilan bantuan sosial
4.      Keterampilan sekolah.[14]
Jadi seorang anak yang dapat disebut anak-anak adalah dari usia 0-12th, apabila lebih dari itu maka ia akan disebut remaja awal. Di usia 12th adalah usia yang hendak mengawali masuknya remaja awal.

Kesimpulan
            Anak yang dapat dididik dengan baik dalam masa perkembangannya, maka akan menghasilkan pemikiran yang maksimal jauh lebih baik. Perkembangan mereka pada masa kini akan menentukan karakter mereka di kehidupan mereka yang akan mencapai tahap perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu orang tua harus lebih banyak berperang memberikan kepada anak segala yang baik dalam bentuk pengajaran dan etika moral yang harus ditanam dalam pribadi hidup mereka. Tidak semua anak itu sama, semua anak itu unik dan karakternya pun berbeda-beda.






DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi H Drs. 1998. Psikologi Umum.  Rineka Cipta: Jakarta.
Thenu S Cynthia Pdt.  2013. Pendidikan Agama Kristen.  Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta.
Yorkey Mike. 1997. Ingin Anak Unggul. Harvest Publication House: Jakarta.
Monks F.J, Knoers A.M.P., Haditono Rahayu Siti. Psikologi Perkembangan. (Gadjah Mada University Press): Yogyakarta.
Dagun Save M Drs. 1990. Psikologi Keluarga. Rineka Cipta: Jakarta.



[1]Drs. H. Ahmadi Abu, 1998, Psikologi Umum, Rineka Cipta: Jakarta. Hal 195.
[2] Pdt. Cynthia S. Thenu S.Th, Pendidikan Agama Kristen, Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[3] Mike Yorkey, Ingin Anak Unggul, Harvest Publication House: Jakarta, 1997. Hal 7.
[4] Drs. Save M Dagun, Psikologi Keluarga, Rineka Cipta: Jakarta. 1990. Hal 79-80.
[5] F.J Monks, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, (Gadjah Mada University Press): Yogyakarta,  2002. Hal 1.
[6] Ibid. Hal 45.
[7] Ibid. Hal 46-47.
[8] Ibid. Hal 50.
[9] Ibid. Hal 100-102.
[10] Pdt. Cynthia S. Thenu S.Th, Pendidikan Agama Kristen, Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.

[11] Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[12] Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[13] Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[14] Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar