P.A.K I
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Ryan
Frinandoe
BAB I
PERANAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk-makhluk hidup yang lebih
sempurna bila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup lainnya.[1]
Manusia secara sadar mengetahui bahwa ia adalah ciptaan Allah. Allah
menciptakan manusia memiliki tujuan dan maksud tertentu yang sesuai dengan
kehendak-Nya. Ada satu tujuan Allah yang menarik mengapa Allah menciptakan
manusia yaitu lihat dalam Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Inilah bunyi firman Allah, ayat ini berbicara
tentang maksud dan tujuan Allah agar manusia memenuhi seluruh bumi.
Kita bisa melihat jumlah manusia sekarang di bumi
ini semakin banyak dan padat. Namun bagaimanakah cara orangtua mendidik
anak-anaknya? Seorang anak itu perlu di didik agar menjadi seorang anak yang
terpelajar. Setiap anak-anak akan mencapai suatu perubahan ketika mengalami
masa-masa tingkatan perkembangannya. Seorang anak akan memiliki kecerdasan
apabila ia didik dengan cara yang baik, jadi apabila anak tidak di didik dengan
baik maka dalam kehidupan keluarga, anak itu akan menjadi seorang yang
mempunyai karakter yang berbeda dari anggota keluarga yang lain. Cara mendidik
anak yang baik yaitu pada saat ia masih dalam kandungan, bagaimana caranya?
Seorang dosen kami mengatakan “sewaktu
anak masih berada dalam kandungan, Suami dan Istri mengadakan komunikasi dengan
anak yang ada dalam kandungan.” Ini artinya bahwa anak itu sewaktu dalam
kandungan sudah bisa di didik dan di ajarkan segala sesuatu. Suatu keajaiban
yang telah Tuhan lakukan terhadap manusia sehingga manusia yang di dalam
kandungan pun bisa mulai di didik dan di ajar.
Selama
saya melanjutkan pendidikan saya di Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir
Jakarta, saya mendapatkan tugas untuk membahas tentang tahap perkembangan anak
dengan mata kuliah P.A.K. Dalam psikologi perkembangan
dibicarakan bahwa dasar kepribadian seseorang terbentuk pada masa anak-anak.
Proses-proses perkembangan yang terjadi pada diri seorang anak ditambah dengan
apa yang dialami dan diterima selama masa anak-anaknya secara sedikit demi
sedikit memungkinkan ia tumbuh dan berkembang dan menjadi manusia dewasa.[2]
1.
Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Anak.
Perkembangan seorang anak tidak selalu berada
dalam masa-masa bayinya tetapi dari masa bayinya akan selalu mengalami
perubahan tahap demi tahap. Perkembangan anak sangat mempengaruhi keadaan
fisiknya, rasio, sistem kerja gerak badan, dan segala jenis organ tubuhnya.
Makanan seorang ibu sangat mempengaruhi keadaan perkembangan anak yang ada
dalam rahim. Ibu yang baik untuk mengerti perkembangan anaknya yang ada dalam
rahim adalah ibu yang mengkonsumsi sayur-sayuran.
Adapun anak biasanya mengalami perkembangannya
itu tidak jauh dari kehidupan di dalam keluarganya. Karena di dalam keluarga
jelas ia akan lebih leluasa untuk beraktivitas. Dalam kehidupan lingkungan
keluarga pastinya orang tua akan lebih memperhatikan anak yang terutama. Namun
sayangnya pada zaman era modern ini, banyak anak yang kurang mendapatkan apa yang
diharapkan oleh orangtuanya. Semua orang tua sibuk dengan pekerjaannya, maka
tidak bisa dipungkiri apabila anak sudah mencapai titik kedewasaan akan mencari
perlindungan dan kasih sayang dari orang lain. Mike Yorkey dalam bukunya
mengatakan: Sikap permisif (serba membolehkan) bukan saja suatu cara pendekatan
yang tidak bermanfaat dalam membesarkan anak, tetapi juga menjadi bencana bagi
mereka yang pernah mencobanya. Apabila diterapkan dengan tepat, disiplin
disertai kasih akan membuahkan hasil! Ini merangsang timbulnya afeksi yang
lembut, yang dimungkinkan dengan saling menaruh respek antara orang tua dan
anak.[3]
Ada banyak anak yang masa perkembangannya
mendapatkan kekerasan dan kurang kasih sayang oleh sebab sikap disiplin yang
menekan mereka. Tekanan-tekanan itu akan membuat mereka juga akan keras
sebaliknya. Sangat membahayakan mendidik dengan kekerasan terhadap anak saat
pada masa perkembangannya. Seharusnya orang tua lebih berperan memberikan kasih
sayang yang selayaknya kepada anak. Anak yang masih berusia sekitar 2th adalah
anak yang masih pemikirannya dalam perkembangan bahkan belajar untuk melatih
berbicara (babling), apabila orang tua salah melakukan interaksi dengan anak,
maka dalam perkembangan anak itu akan terjadi kesalahan pula. Mengapa? anak
yang masih berusia 2th itu lebih rentan untuk meniru setiap kata yang
didengarkannya. Oleh sebab itu orang tua harus berperan penting dan siap sedia
dalam segala persiapan untuk mendidik anak dengan baik.
2.
Tanggapan Anak
Suatu hari ketika saya berada di kamar, seorang
anak bernama Yehezkiel yang baru berusia
±2th masuk ke dalam kamar dan membawa sebuah mainannya, ternyata dia
datang dengan maksud membawa saya bermain dengannya. Tapi awalnya saya tidak
memahami apa yang di inginkannya. Beberapa menit saya bermain dengannya, ketika
saya berkata awas, dia juga berkata awas, kemudian saya berkata aduuh... maka
dia juga berkata aduh. Terlihat sekali dari gaya interaksi ini bahwa anak-anak
sangat rentang untuk meniru dan menanggapi setiap perkataan. Anak-anak yang
masih seusia ini tidak boleh di ajak bicara seperti gaya bicara orang dewasa,
sebab akan menimbulkan anak itu tidak dapat mengerti apa yang kita maksudkan. Dalam
dunia komunikasi keluarga, peranan ayah dan ibu sangat penting dalam memberikan
tanggapan kepada anak-anak. Karena dari memberikan tanggapan dan gaya interaksi
yang baiklah anak akan mendapatkan perkembangan yang maksimal.
Save M Dagun dalam bukunya mengatakan:
disamping itu ayah dan ibu, memberikan perhatian kepada anak-anak putrinya
supaya bersikap feminin sementara anak putranya agar bersikap jantan. Ayah akan
bersikap keras dan tegas apabila anak-anak memainkan jenis permainan yang tidak
sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalkan anak laki-laki yang bermain boneka
atau masakan-masakan. Lalu bagaimana halnya perilaku ibu terhadap anak
laki-laki dan perempuan? Tampak terjadi kompensasi dalam soal ini. ibu lebih
berperan memberi rangsangan pada anak putri.[4]
BAB II
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
A. Pengertian Perkembangan
Objek psikologi perkembangan adalah manusia
sebagai pribadi. Para ahli psikologi juga tertarik akan masalah seberapa
jauhnya perkembangan manusia manusia tadinya dipengaruhi oleh perkembangan
masyarakatnya (Van den Berg, 1986; Muchow, 1962). Pengertian perkembangan
menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja
dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali.[5]
B.
Periode Prenatal dan Tahun
Pertama
Pengertian akan reproduksi dan perkembangan
manusia makin dirasa perlu dalam masyarakat yang makin maju. Perkembangan
biologis pada manusia dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada
pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki memasuki dinding
telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi kemungkinan terjadinya pembuahan
semacam itu telah ditentukan secara ilmiah. Sekali dalam 28 hari, seringkali
sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung
telur menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke dalam rahim. Perjalanan ini
biasanya memakan waktu 3-7 hari. Kalau dalam perjalanan ini tidak terjadi
pembuahan, maka lenyaplah telur itu dalam rahim.[6]
Bila telur dalam perjalanan ke rahim berjumpa
dengan spermatosoma dan spermatosoma masuk melalui dinding telur, terjadilah
pada detik itu hal-hal berikut: sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari
dirinya, bagian-bagian itu disebut choromosoma. Pada saat itu pecahlah inti
telur dan lepaslah 23 choromosoma.[7]
C.
Penyimpangan Genetis
Penyimpangan kromosom yang terkenal adalah yang
disebut down syndrome. Pada
penyimpangan ini maka ada kelainan pada kromosom 21 yang ada tiga sedangkan
seharusnya ada dua. Anak dengan down syndrome mempunyai ekspresi wajah yang
khas dan mengalami keterbelakangan dalam perkembangan. Termasuk penyimpangan
genetis juga dapat disebut anomali (pemyimpangan) dalam kromosom seks, yaitu
X-syndrome yang rapuh serta defek gene yang tunggal. Anomali ini tidak dapat
dideteksi sebelum anak dilahirkan.[8]
D.
Tahap-Tahap Perkembangan Anak
D.1. Usia 1-4th.
Perkembangan sesudah tahun pertama ditandai
oleh beberapa proses-proses yangs sangat fundamental. Misalnya perkembangan
sosial dan kepribadian yang ditandai oleh perkembangan tingkah laku melekat.
Secara singkat ada 8 tanda esensial yang dapat disebutkan dalam perkembangan
seorang anak antara akhir tahun pertama dan permulaan usai 4th, yaitu:
1.
Pada permulaan periode ini
anak bisa duduk, berdiri, dan berjalan dengan bantuan. Bila anak mencapai usia
4th ia dapat meloncat-loncat, memanjat, merangkak dibawah meja dan kursi.
2.
Pada anak usia 4th maka
tangan dan mata nekerja sama dalam kordinasi yang baik.
3.
Pada usia 4th anak sudah
dapat berbahasa.
4.
Pada akhir periode ini anak
memperoleh pengertian banyak mengenai benda-benda menurut warna dan bentuknya.
5.
Pada usia 4th anak sedikit
banyak mengerti ruang dan waktu.
6.
Pengertian akan norma-norma
pada anak usia 4th juga sudah ada. Kata-kata baik, buruk, tidak boleh dsb.
7.
Kebutuhan aktiv untuk berbuat
sesuatu makin lama makin ditentukan secara kognitif.
8.
Anak tidak hanya menginginkan
ada bersama-sama dengan orang dewasa, melainkan ia sudah menginginkan dapat
bergaul secara aktiv dengan mereka.[9]
Dalam psikologi perkembangan anak, seorang
pribadi yang disebut anak-anak yaitu dari usia:
1.
0-2 tahun, disebut bayi.
2.
2-6 tahun, disebut masa
prasekolah.
3.
6-12 tahun, disebut masa
sekolah.
1.
Bayi 0-2th
itu sangat penting dan perlu tahu kesehatan anak, ada dua alat
untuk menarik bayi Forcep dan Vocum. Pengalaman waktu manusia menyesuaikan
dirinya dengan dunia itu pada waktu ia lahir. Kemudian ia beradaptasi dengan
makanan, untuk pertamakali itu harus ditaruh dalam ASI melalui makanan ibu.
Paru-parunya harus bekerja, jadi tidak heran bayi itu menangis agar paru-parunya
aktiv dan bekerja.[10]
1.
Bayi memiliki perkembangan
2.
Perkembangan motorik itu
terlihat dari respon bayi terhadap rangsang, misalnya matanya ngedip.,
tangannya ngenggam, dll.
3.
Perkembangan Koginitf adanya
rasa ingin tahu.
4.
Terjadi permulaan
perkembangan bicara.
a)
Prangoceh 0-6 bulan.
b)
Ngoceh 6 bulan-12 bulan.
c)
Satu kata 12 bulan-15.
d)
Dua kata 2 tahun.
5.
Perkembangan emosi dan
sosial, mula-mula tenang atau senang atau terangsang itu timbul sehubungan
dengan ransangan fisik. Contoh: lapar, ngompol, dan nangis. Usia 3 bulan ada
rangsangan psikis, 18 bulan ia mulai menguasai motorik, dan mental.
6 bulan pertama bayi harus diberi air susu ibu, oleh sebab itu bayi
harus makan yang sehat dan teratur.[11]
Prasekolah
2-6th
a.
Motorik otaknya tambah
matang, yang mengatur sistem saraf dan otot. Tahap ini ia mulai bisa memegang
benda dan ia sedang belajar mengangkat suatu benda yang apa saja ia lihat.
b.
Perkembangan bahasa dan berpikir.
Terjadi oleh pematangan organ-organ bicara dan fungsi berpikir. Selain itu
lingkungan membantu mengembangkannya. Ada empat hal yang perlu diperhatikan
dalam hal bicara, yaitu:
1.
Mengerti pembicaraan orang
lain;
2.
Menyusun dan menambah
perbendaharaan kata;
3.
Menggabungkan kata menjadi
kalimat; dan
4.
Pengucapan yang baik dan
benar.
Anak-anak itu egosentris, tetapi seiring tambah
umurnya maka egosentris itu berkurang. 2-6 tahun ia akan mencoba mulai mengerti
pembicaraan orangtua.[12]
c.
Perkembangan sosial
Dunia pergaulan anak tambah luas makin banyak
ingin melakukan bermacam-macam kegiatan. Apabila banyak dilarang ketika
anak-anak melakukan kreasinya maka ia tidak mau lagi melakukannya, dan ia akan
menjadi takut untuk mengambil keputusan. Apabila seorang anak datang untuk
mengatakan sesuatu hal yang baik dan ia memuji karya orangtua, maka puji
kembali dan ajarkan dia melakukannya. Anak-anak itu hidup dipenuhi fantasi dan
khayalannya.
Masa
Sekolah 6-12th
Ahli-ahli banyak mengatakan ini masa tenang. Usia semacam ini mulai
mengalihkan perhatiannya ke teman jadi ia mulai bekerja sama, kerja kelompok,
diskusi. Yang penting dimiliki usia anak ini ialah pematangan sekolah, dia di
ajar juga untuk sadar dan menerima otoritas selain dari orangtua. Dia sadar
akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi. apa yang mereka
belajar?[13]
1.
Keterampilan menolong diri
sendiri, contoh: makan, ikat tali sepatu.
2.
Keterampilan bermain
3.
Keterampilan bantuan sosial
4.
Keterampilan sekolah.[14]
Jadi seorang anak yang dapat disebut anak-anak
adalah dari usia 0-12th, apabila lebih dari itu maka ia akan disebut remaja
awal. Di usia 12th adalah usia yang hendak mengawali masuknya remaja awal.
Kesimpulan
Anak yang dapat
dididik dengan baik dalam masa perkembangannya, maka akan menghasilkan
pemikiran yang maksimal jauh lebih baik. Perkembangan mereka pada masa kini
akan menentukan karakter mereka di kehidupan mereka yang akan mencapai tahap
perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu orang tua harus lebih banyak berperang
memberikan kepada anak segala yang baik dalam bentuk pengajaran dan etika moral
yang harus ditanam dalam pribadi hidup mereka. Tidak semua anak itu sama, semua
anak itu unik dan karakternya pun berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Ahmadi H Drs. 1998. Psikologi Umum. Rineka Cipta: Jakarta.
Thenu
S Cynthia Pdt. 2013. Pendidikan
Agama Kristen. Akademi Teologia Amanat Penuaian
Terakhir: Jakarta.
Yorkey
Mike. 1997. Ingin Anak Unggul.
Harvest Publication House: Jakarta.
Monks
F.J, Knoers A.M.P., Haditono Rahayu Siti. Psikologi Perkembangan. (Gadjah Mada University Press):
Yogyakarta.
Dagun
Save M Drs. 1990. Psikologi Keluarga. Rineka
Cipta: Jakarta.
[1]Drs.
H. Ahmadi Abu, 1998, Psikologi Umum, Rineka
Cipta: Jakarta. Hal 195.
[2]
Pdt. Cynthia S. Thenu S.Th, Pendidikan
Agama Kristen, Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[3]
Mike Yorkey, Ingin Anak Unggul, Harvest
Publication House: Jakarta, 1997. Hal 7.
[4]
Drs. Save M Dagun, Psikologi Keluarga, Rineka
Cipta: Jakarta. 1990. Hal 79-80.
[5]
F.J Monks, A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan, (Gadjah Mada University Press): Yogyakarta,
2002. Hal 1.
[6]
Ibid. Hal 45.
[7]
Ibid. Hal 46-47.
[8]
Ibid. Hal 50.
[9]
Ibid. Hal 100-102.
[10]
Pdt. Cynthia S. Thenu S.Th, Pendidikan
Agama Kristen, Akademi Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[11]
Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[12]
Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[13]
Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
[14]
Ibid. Teologia Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar