Ryan Frinandoe
Berpikir
Tentang Allah.
Membicarakan Allah bukanlah hal
tergampang dan termudah seperti memikirkan hitungan mate-matika, ekonomi,
perumusan fisika dsb. Tetapi berpikir tentang Allah adalah membicarakan hal
yang bersifat tidak terbatas. Sekarang kita akan membicarakan dua oknum yaitu
Allah dan manusia atau manusia dan Allah. Manusia itu ciptaan, dan Allah
penciptanya. Siapakah Allah sebenarnya? Adakah yang dapat melihat Allah?
Bagaimanakah rupanya Allah itu? Pertanyaan-pertanyaan ini membuat kita mulai
berpikir tentang Allah, Allah memberikan rasio kepada manusia agar rasio yang
diberikan-Nya itu kepada kita dapat berfungsi memikirkan Dia.
Bagaimana caranya supaya dapat
memikirkan siapa Allah? Untuk berpikir tentang Allah kita harus melakukan
beberapa langkah agar dapat mengenal Dia meskipun tidak selengkap mungkin apa
yang menjadi kehendak kita, yaitu:
1. Menaklukkan
Rasio dan Iman berperan penting.
Rasio manusia penuh dengan pertanyaan,
paham intelektual menuntut jawaban yang pasti dan akurat, jelas serta padat.
Hukum berintelektual yaitu semua jawaban harus dapat dibuktikan. Bagaimana
caranya? Caranya yang pertama, manusia harus beriman, iman itu akan membawa
manusia berpikir tentang Allah. Iman menjadi dasar, dan rasio sebagai point
kedua yang dibawah iman. Rasio tidak dapat ditaruh diatas iman, tetapi
sebaliknya iman harus diatas rasio. Paham-paham Plato yang mempengaruhi corak
berpikir manusia sepanjang sejarah kini masih ada saat ini, yang mengajarkan
ilmu teleologikal yaitu pengajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu ada
penyebabnya. Tertulianus (220) berkata, hikmat dunia tanpa iman maka manusia
tidak dapat mengenal Allah dengan benar. Iman kepada Allah itu akan membuat
manusia memikirkan Allah, sehingga Allah akan mengisi rasio yang terbatas
dengan hal-hal pengalaman yang tidak pernah didapatkan oleh manusia. Iman
adalah penerobosan, untuk mengerti Allah kita harus menggunakan iman, kalau
hanya rasio maka kita tidak dapat memgerti Allah dengan baik. Rasio manusia
sengaja Allah ciptakan dengan daya terbatas, agar manusia tidak mencoba
melampaui Dia. Tetapi aneh, dalam keterbatasan manusia berpikir, manusia selalu
berusaha untuk melampaui Allah. Jadi langkah pertama untuk mengerti Allah,
manusia harus menaklukkan rasio dibawah iman, sebab iman berperan penting.
2.
Percaya kepada Allah bahwa Dia ada.
Salah satu paham yang tidak mengakui
keberadaan Allah adalah paham Ateisme. Paham ini banyak mempengaruhi aspek demi
aspek kehidupan manusia sepanjang sejarah, namun mereka tidak dapat membuktikan
bahwa Allah itu tidak ada.
Salah satu wahyu umum yang Allah
berikan kepada manusia adalah penciptaan alam semesta, penciptaan alam semesta
ini bertujuan agar manusia bisa bertanya siapakah Dia yang menciptakannya? Maka
jawaban yang tepat dari iman Kristen adalah Allah alam semesta, bahkan iman
Yahudi pun berkata YHWH-penciptanya. Iman kristen berbeda dengan paham
orang-orang Yunani yang sudah dipengaruhi oleh paham para filsuf, mereka
melihat alam semesta ini terjadi dengan sendirinya dan dibentuk oleh
unsur-unsur yang mengandung zat-zat dan atom serta molekul-molekul. Namun
mereka tidak dapat menjawab jikalau ditanya siapakah yang menciptakan atom,
unsur, zat-zat dll? Mereka pun mulai berpikir hingga saat ini tidak ada jawaba
mengenai hal itu. Siapakah yang dapat memberi jawaban kepada manusia yang
mempertanyakan keberadaan Allah? Jawabannya adalah Alkitab Suci, itu iman
Kristen.
Ketika Musa bertanya kepada Allah
siapakah Dia yang mengutus Musa? Maka jawab Allah adalah AKU adalah AKU.
Perkataan ini begitu hebat, begitu komprehensif bahkan melampaui akal sehat
manusia. Jawaban yang diberikan kepada Musa membuat Musa yakin, membuat ia
berani berkata kepada umat Israel bahwa AKU adalah AKU yang mengutus dia pergi
untuk menyampaikan kabar kebebasan bagi Israel.
Perkataan ini hanya diucapkan oleh
Tuhan Allah sepanjang sejarah dunia, tidak ada manusia yang berani mengatakan
hal-hal hebat seperti yang Dia katakan. Kata AKU adalah AKU, ALLAH ingin
meyakinkan diri-Nya bahwa tidak ada yang seperti Dia, bahwa Ia tidak dapat
dibandingkan dengan siapapun. Itulah Allah, berpikir tentang Allah adalah hal
yang rumit sebab keberadaan-Nya sendiri adalah Roh tidak dapat dilihat,
bagaimana dapat melihat-Nya? yaitu melalui wahyu umum. Wahyu umum berbicara
mengenai bagaimana Allah menunjukkan diri-Nya bahwa Dialah yang menciptakan
segala yang hidup didunia ini. Ini wahyu umum. Dalam wahyu umum, manusia sudah
punya konsep bahwa Allah itu ada, namun sebagian mereka menganggap bahwa Allah
sudah tidak ada lagi karena penciptaan berhenti, mereka berpikir bahwa karena
Allah sudah tidak mencipta maka Allah sudah meninggalkan manusia. Mungkin juga
mereka berpikir Allah tidak ada karena Allah tidak berfirman lagi, namun tidak
dapat disangkali bahwa konsep Allah ada dalam diri manusia itu sudah ada sejak
zaman masa lampau. Bagaimana dengan Ateisme? Mereka menipu diri sendiri, mereka
menekan pribadi mereka dan memaksa batin mereka untuk tidak menerima keberadaan
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar