Makna Teologis Allah bertanya “Adam
dimanakah engkau?”
Oleh Ryan Frinandoe.
Siapakah
orang Kristen, bagaimanakah orang kristen? Saya mengutip perkataan dari seorang
hamba Tuhan yang memberikan jawaban atas pertanyaan saya selama ini dalam hidup
saya yaitu “Orang Kristen yang sejati adalah orang yang mengasihi Allah, orang
Kristen yang sejati adalah orang Kristen yang melakukan kehendak Allah. Misi
Allah kepada manusia itu menjadi fokus” (Pdt.
Aris Budianto, S.Th; 23/10/2013, 09.10 WIB). Saya mau engkau mengetahui
yang namanya rencana keselamatan
kepada manusia dirancangkan Allah secara khusus dan mendasar. Dalam Kej.3:9
Allah mencari manusia, bukan manusia yang mencari Allah. Manusia malah takut
bertemu Allah, tetapi Allah mau bertemu dengan manusia dengan bertanya “Adam dimana engkau?” dalam kalimat ini
mengandung arti yang dalam karena kalimat ini pertama kali dalam sejarah yang
keluar dari mulut Allah sendiri dengan kata-kata yang manis “Adam dimanakah
engkau?” keberadaan Adam mewakili manusia yang berdosa dan dia adalah manusia
pertama yang jatuh dalam dosa. Allah tidak bertanya mengapa Adam makan buah pohon
pengetahuan yang baik dan yang jahat, tetapi Allah bertanya “Adam dimanakah engkau?” kalimat tanya
ini adalah Allah berinisiatif sendiri mencari manusia. Mengapa? manusia itu
adalah gambaran dan rupa Allah sendiri, Allah punya perasaan dan akal, maka manusia
pun demikian. Didalam diri manusia sudah terdapat hak yang begitu istimewa
diberikan Allah yaitu rupa dan gambaran Allah, ini artinya bahwa manusia punya
hak istimewa, tidak ada dalam Alkitab mengatakan bahwa Allah berinisiatif
menciptakan binatang atas dasar gambaran diri-Nya dan rupa-Nya, tetapi manusia
yang berhak mendapatkan hak istimewa itu. Karena manusia telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah, lalu kemuliaan Allah pergi dari manusia,
sebab kemuliaan Allah bersifat kudus. Oleh sebab kemuliaan itu kudus, maka
kekudusan itu diambil Allah kembali, yang tinggal dalam diri manusia hanya rupa
dan gambar diri Allah tahu yang baik dan tahu yang jahat. Dalam pembahasan ini
saya tidak mengatakan bahwa Allah meninggalkan manusia setelah manusia berdosa,
tetapi Allah tetap ada perasaan kasih untuk selalu memanggil manusia berdosa
untuk kembali kepada Dia, dengan berkata “manusia
dimanakah engkau?”, kemudia Dia berkata lagi “marilah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan
kelegaan kepadamu”. Tidak ada perkataan semanis ini sepanjang sejarah yang
selain dari pada diri-Nya sendiri yang mengatakannya. Tidak ada tokoh agama,
para filsuf, ilmuwan, raja, pemerintahan, kaisar bahkan siapa mereka yang
berani mengatakan seperti yang dikatakan oleh Allah (Yesus Kristus). Untuk
menunjukkan keselamatan Yesus Putera Allah berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”, kalimat ini begitu hebat
sepanjang zaman, dari zaman ke zaman, kebudayaan ke kebudayaan, pemerintahan ke
raja-raja, tidak ada seorangpun yang berani berkata demikian seperti Yesus
Kristus. Mengapa? karena Yesus adalah Allah itu sendiri yang datang kedunia
dalam rupa manusia, agar Dia yang kudus dan suci dapat bertemu dengan manusia
yang berdosa. Apakah Yesus yang dalam rupa manusia berdosa? tidak didapati Ia
berbuat dosa, dan sejarah membuktikan, sebab Ia tidak pernah minta maaf kepada
siapapun, tetapi manusia yang sering meminta maaf kepada Dia. Pertanyaan saya
sekarang maukah engkau datang kepada Allah yang mencari kamu dan meyakinkan
diri-Nya pada mu agar engkau datang kepada Dia dan kembali kepada Dia.
Perhatikan kalimat ini:
Lebih baik saya dan kamu menderita
sekarang karena disiplin oleh sebab menjalankan kehendak Allah, dari pada aku
dan kamu menderita ternyata kelak mendatangkan penyesalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar