Selasa, 22 Oktober 2013

Makna Teologis Allah bertanya “Adam dimanakah engkau?”



Makna Teologis Allah bertanya “Adam dimanakah engkau?”
Oleh Ryan Frinandoe.
Siapakah orang Kristen, bagaimanakah orang kristen? Saya mengutip perkataan dari seorang hamba Tuhan yang memberikan jawaban atas pertanyaan saya selama ini dalam hidup saya yaitu “Orang Kristen yang sejati adalah orang yang mengasihi Allah, orang Kristen yang sejati adalah orang Kristen yang melakukan kehendak Allah. Misi Allah kepada manusia itu menjadi fokus” (Pdt. Aris Budianto, S.Th; 23/10/2013, 09.10 WIB). Saya mau engkau mengetahui yang namanya rencana keselamatan kepada manusia dirancangkan Allah secara khusus dan mendasar. Dalam Kej.3:9 Allah mencari manusia, bukan manusia yang mencari Allah. Manusia malah takut bertemu Allah, tetapi Allah mau bertemu dengan manusia dengan bertanya “Adam dimana engkau?” dalam kalimat ini mengandung arti yang dalam karena kalimat ini pertama kali dalam sejarah yang keluar dari mulut Allah sendiri dengan kata-kata yang manis “Adam dimanakah engkau?” keberadaan Adam mewakili manusia yang berdosa dan dia adalah manusia pertama yang jatuh dalam dosa. Allah tidak bertanya mengapa Adam makan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, tetapi Allah bertanya “Adam dimanakah engkau?” kalimat tanya ini adalah Allah berinisiatif sendiri mencari manusia. Mengapa? manusia itu adalah gambaran dan rupa Allah sendiri, Allah punya perasaan dan akal, maka manusia pun demikian. Didalam diri manusia sudah terdapat hak yang begitu istimewa diberikan Allah yaitu rupa dan gambaran Allah, ini artinya bahwa manusia punya hak istimewa, tidak ada dalam Alkitab mengatakan bahwa Allah berinisiatif menciptakan binatang atas dasar gambaran diri-Nya dan rupa-Nya, tetapi manusia yang berhak mendapatkan hak istimewa itu. Karena manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, lalu kemuliaan Allah pergi dari manusia, sebab kemuliaan Allah bersifat kudus. Oleh sebab kemuliaan itu kudus, maka kekudusan itu diambil Allah kembali, yang tinggal dalam diri manusia hanya rupa dan gambar diri Allah tahu yang baik dan tahu yang jahat. Dalam pembahasan ini saya tidak mengatakan bahwa Allah meninggalkan manusia setelah manusia berdosa, tetapi Allah tetap ada perasaan kasih untuk selalu memanggil manusia berdosa untuk kembali kepada Dia, dengan berkata “manusia dimanakah engkau?”, kemudia Dia berkata lagi “marilah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”. Tidak ada perkataan semanis ini sepanjang sejarah yang selain dari pada diri-Nya sendiri yang mengatakannya. Tidak ada tokoh agama, para filsuf, ilmuwan, raja, pemerintahan, kaisar bahkan siapa mereka yang berani mengatakan seperti yang dikatakan oleh Allah (Yesus Kristus). Untuk menunjukkan keselamatan Yesus Putera Allah berkata “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”, kalimat ini begitu hebat sepanjang zaman, dari zaman ke zaman, kebudayaan ke kebudayaan, pemerintahan ke raja-raja, tidak ada seorangpun yang berani berkata demikian seperti Yesus Kristus. Mengapa? karena Yesus adalah Allah itu sendiri yang datang kedunia dalam rupa manusia, agar Dia yang kudus dan suci dapat bertemu dengan manusia yang berdosa. Apakah Yesus yang dalam rupa manusia berdosa? tidak didapati Ia berbuat dosa, dan sejarah membuktikan, sebab Ia tidak pernah minta maaf kepada siapapun, tetapi manusia yang sering meminta maaf kepada Dia. Pertanyaan saya sekarang maukah engkau datang kepada Allah yang mencari kamu dan meyakinkan diri-Nya pada mu agar engkau datang kepada Dia dan kembali kepada Dia.
Perhatikan kalimat ini:
Lebih baik saya dan kamu menderita sekarang karena disiplin oleh sebab menjalankan kehendak Allah, dari pada aku dan kamu menderita ternyata kelak mendatangkan penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar