Rabu, 30 April 2014

Hati Nurani Yang Berkenan Dihadapan Allah Oleh Ryan Frinandoe



Dalam hati nurani manusia itu terdapat kasih sayang yang sedemikian dalam adanya dan hal ini tak dapat disangkali kebenarannya. Sebab jikalau manusia hidup tanpa hati nurani maka tak mungkin ia menjadi manusia yang baik dan beretika moralitas dan memiliki potensi untuk mengasihi sesamanya. Tapi pertanyaannya apakah semua hati nurani itu murni? Tidak semua, sebab tanpa motivasi yang murni dan kesungguhan yang murni maka hati nurani itu tidak mencapai titik standar nilai dalam agama maupun kebudayaan. Muncullah suatu penggolongan yang dibagi dua untuk dijadikan suatu pandangan, yaitu hati nurani dalam konsep kebudayaan dan hati nurani dalam konsep agama.
1.      Hati nurani konsep kebudayaan.
Menurut kebudayaan hati nurani adalah sesuatu yang paling indah dan berdampak baik bagi seluruh manusia. Keberadaan hati nurani membuat manusia mengetahui apa itu artinya kebersamaan didalam kehidupan, kapankah hati nurani itu berada dalam diri manusia? Hati nurani ada yaitu ketika manusia menimbulkan suatu sikap yang bernilai positif oleh sebab keinginannya berbuat baik.
2.      Hati nurani dalam konsep agama.
Konsep agama memiliki suatu pandangan yang berbeda dengan kebudayaan, hati nurani tidak ada dengan sendirinya dengan cara melihat dimana manusia menimbulkan sikap yang bernilai positif kepada sesamanya. Konsep dalam agama mengatakan hati nurani ada yaitu sejak manusia telah diciptakan oleh Allah. Allah memberikan hati nurani oleh sebab Allah sendiri memiliki hati nurani, jadi hati nurani adalah suatu teladan Allah yang ditanamkan Allah kedalam diri manusia, sehingga dengan demikian manusia bisa mengasihi sesamanya manusia dan mengasihi Allah. lalu muncul pertanyaan, mengapa manusia masih berbuat jahat, bukan karena berbuat jahat manusia kehilangan hati nuraninya? Sesungguhnya tidak kehilangan, tapi hanya rusak. Kerusakan hati nurani mengakibatkan manusia berbuat segala jenis kejahatan yang memampukan dirinya untuk menolak kasih sayang terhadap sesamanya. Sebenarnya dalam hati orang jahat hati nuraninya tidak hilang melainkan masih tetap ada, hanya saja rusak namun tetap berada didalam hatinya, maka akhirnya timbullah dua sifat manusia yang ada didalam dunia yang paling dominan yaitu jahat dan baik atau baik dan jahat.

Konsep ini memberikan suatu pandangan yang berbeda dari sudut pandang agama dan kebudayaan, namun seharusnya kita harus mengenal apa itu hati nurani. Pantaskah disebut hati nurani jika seseorang berbuat jahat? Masih pantas, sebab hati nuraninya dalam keadaan rusak saja. Apakah perlu diobati hati nurani tersebut? Perlu, sebab jika tidak itu akan menjadi suatu sikap dan karakter yang menjadi bahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Mengapa hati nurani menjadi rusak? Oleh sebab manusialah yang telah jatuh kedalam dosa yang melawan perintah Allah sehingga dosa menguasai seluruh hati nuraninya. Cahaya/nurani itu tidak lagi berfungsi secara sempurna, awalnya tadi sempurna, namun karena pemberontakan terhadap sang pencipta kini hati nurani itu tidak lagi murni. Bagaimanakah caranya agar manusia dapat pulih dari itu? Hanya satu jalan: yaitu manusia harus mengenal Allah yang memberikan kepada manusia hati nurani. Tanpa Allah manusia tidak dapat mengenal dirinya, sebab manusia adalah peta dan teladan Allah, bukankah jika manusia ingin hatinya dipulihkan ia harus mengenal dirinya dan apa yang sedang terjadi dalam dia? Ya itu harus, John Calvin berkata “jika manusia ingin tahu dirinya, ia harus mengenal Allahnya, kalau manusia tidak mengenal Allah, maka manusia tak mungkin dapat mengenal dirinya” jadi bagaimanakah hati nurani yang berkenan kepada Allah? hati nurani yang berkenan kepada Allah adalah hati nurani yang mau kembali kepada Allah dengan motivasi yang jujur dengan demikian manusia belajar dari Allah tentang segala sesuatu, kemudian dampak dari semuanya maka secara langsung manusia bisa berbuat baik dan berelasi dengan indah terhadap sesamanya, Allah akan menyucikan hati nurani manusia yang sudah rusak, Allah memberikan suatu pengentara yang hebat didalam sejarah yaitu bagaimana agar hati nurani manusia bisa suci, murni dan tulus adanya, ada tiga pengentara yang harus kita tahu dan bagaimana kita harus mau mengikuti petunjuk Allah, yaitu: hati nurani akan disucikan oleh Kebenaran Firman Allah, hati nurani akan dikuduskan oleh Roh Kudus, dan hati nurani disucikan oleh gerakan dari Roh Kudus, ini adalah suatu usaha Allah agar manusia bisa memurnikan hati nuraninya dan menyucikannya dari distorsi dosa dan kuasa dosa yang menyebabkan manusia memiliki hati nurani yang berkenan kepada Allah. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar