Dalam hati nurani
manusia itu terdapat kasih sayang yang sedemikian dalam adanya dan hal ini tak
dapat disangkali kebenarannya. Sebab jikalau manusia hidup tanpa hati nurani
maka tak mungkin ia menjadi manusia yang baik dan beretika moralitas dan
memiliki potensi untuk mengasihi sesamanya. Tapi pertanyaannya apakah semua
hati nurani itu murni? Tidak semua, sebab tanpa motivasi yang murni dan
kesungguhan yang murni maka hati nurani itu tidak mencapai titik standar nilai
dalam agama maupun kebudayaan. Muncullah suatu penggolongan yang dibagi dua
untuk dijadikan suatu pandangan, yaitu hati nurani dalam konsep kebudayaan dan
hati nurani dalam konsep agama.
1.
Hati nurani konsep kebudayaan.
Menurut
kebudayaan hati nurani adalah sesuatu yang paling indah dan berdampak baik bagi
seluruh manusia. Keberadaan hati nurani membuat manusia mengetahui apa itu
artinya kebersamaan didalam kehidupan, kapankah hati nurani itu berada dalam
diri manusia? Hati nurani ada yaitu ketika manusia menimbulkan suatu sikap yang
bernilai positif oleh sebab keinginannya berbuat baik.
2.
Hati nurani dalam konsep agama.
Konsep
agama memiliki suatu pandangan yang berbeda dengan kebudayaan, hati nurani
tidak ada dengan sendirinya dengan cara melihat dimana manusia menimbulkan
sikap yang bernilai positif kepada sesamanya. Konsep dalam agama mengatakan
hati nurani ada yaitu sejak manusia telah diciptakan oleh Allah. Allah
memberikan hati nurani oleh sebab Allah sendiri memiliki hati nurani, jadi hati
nurani adalah suatu teladan Allah yang ditanamkan Allah kedalam diri manusia,
sehingga dengan demikian manusia bisa mengasihi sesamanya manusia dan mengasihi
Allah. lalu muncul pertanyaan, mengapa manusia masih berbuat jahat, bukan
karena berbuat jahat manusia kehilangan hati nuraninya? Sesungguhnya tidak
kehilangan, tapi hanya rusak. Kerusakan hati nurani mengakibatkan manusia
berbuat segala jenis kejahatan yang memampukan dirinya untuk menolak kasih
sayang terhadap sesamanya. Sebenarnya dalam hati orang jahat hati nuraninya
tidak hilang melainkan masih tetap ada, hanya saja rusak namun tetap berada
didalam hatinya, maka akhirnya timbullah dua sifat manusia yang ada didalam
dunia yang paling dominan yaitu jahat dan baik atau baik dan jahat.
Konsep
ini memberikan suatu pandangan yang berbeda dari sudut pandang agama dan
kebudayaan, namun seharusnya kita harus mengenal apa itu hati nurani. Pantaskah
disebut hati nurani jika seseorang berbuat jahat? Masih pantas, sebab hati
nuraninya dalam keadaan rusak saja. Apakah perlu diobati hati nurani tersebut? Perlu,
sebab jika tidak itu akan menjadi suatu sikap dan karakter yang menjadi bahaya
bagi diri sendiri dan orang lain. Mengapa hati nurani menjadi rusak? Oleh sebab
manusialah yang telah jatuh kedalam dosa yang melawan perintah Allah sehingga
dosa menguasai seluruh hati nuraninya. Cahaya/nurani itu tidak lagi berfungsi
secara sempurna, awalnya tadi sempurna, namun karena pemberontakan terhadap
sang pencipta kini hati nurani itu tidak lagi murni. Bagaimanakah caranya agar
manusia dapat pulih dari itu? Hanya satu jalan: yaitu manusia harus mengenal
Allah yang memberikan kepada manusia hati nurani. Tanpa Allah manusia tidak
dapat mengenal dirinya, sebab manusia adalah peta dan teladan Allah, bukankah
jika manusia ingin hatinya dipulihkan ia harus mengenal dirinya dan apa yang
sedang terjadi dalam dia? Ya itu harus, John Calvin berkata “jika manusia ingin
tahu dirinya, ia harus mengenal Allahnya, kalau manusia tidak mengenal Allah,
maka manusia tak mungkin dapat mengenal dirinya” jadi bagaimanakah hati nurani yang berkenan kepada Allah? hati nurani yang berkenan kepada Allah adalah hati nurani yang mau kembali kepada Allah dengan motivasi yang jujur dengan demikian manusia belajar dari Allah tentang segala sesuatu, kemudian dampak dari semuanya maka secara langsung manusia bisa berbuat baik dan berelasi dengan indah terhadap sesamanya, Allah akan menyucikan hati nurani manusia yang sudah rusak, Allah memberikan suatu pengentara yang hebat didalam sejarah yaitu bagaimana agar hati nurani manusia bisa suci, murni dan tulus adanya, ada tiga pengentara yang harus kita tahu dan bagaimana kita harus mau mengikuti petunjuk Allah, yaitu: hati nurani akan disucikan oleh Kebenaran Firman Allah, hati nurani akan dikuduskan oleh Roh Kudus, dan hati nurani disucikan oleh gerakan dari Roh Kudus, ini adalah suatu usaha Allah agar manusia bisa memurnikan hati nuraninya dan menyucikannya dari distorsi dosa dan kuasa dosa yang menyebabkan manusia memiliki hati nurani yang berkenan kepada Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar