Selasa, 01 April 2014

MANUSIA & PENDERITAAN, Ryan Frinandoe


A.   Pengertian Penderitaan.
Affliction (penderitaan, kesusahan, kemalangan, dan derita) kata penderitaan yang merupakan kata yang mengandung gambaran keadaan diri manusia ketika mengalami masalah yang cukup berat didalam dirinya, sehingga kata penderitaan mempengaruhi diri manusia untuk masuk kedalam suatu lembah yang suram, penuh dengan sengsara untuk mencari pertolongan dan belas kasihan. Penderitaan adalah derita, susah, malang. Apakah menderita itu bahagia? Apakah bahagia itu menderita? Kita telah melihat keadaan manusia disepanjang sejarah kehidupan, kita juga telah melihat keberadaan hidup yang menderita tidak ada henti-hentinya untuk manusia menjalaninya. Dengan kata ini dan pengertiannya kita mendapat suatu gambaran dan beberapa pertanyaan yang menjadi fokus dari isi bab ini, sebab itulah kata itu adalah penderitaan.

B.   Permulaan Penderitaan.
Permulaan penderitaan datang bukan disaat zaman Kaisar, Hilter, Nicci, abad 16, abad 21 sekarang, bukan. Tetapi permulaan penderitaan datang yaitu disaat Allah menjatuhkan hukuman serta kutuk kepada binatang (ular), manusia dan bumi. Binatang yang pertamakali mendapat kutukan adalah ular, Allah mengutuk dia untuk berjalan dengan perutnya. Kemudian manusia akan bersusah payah mencari rejekinya dengan sampai berpeluh/keringat banting tulang untuk bekerja, hal ini khusus untuk laki-laki. Kemudian yang kedua kepada perempuan, maka pada saat ia mengandung Tuhan membuat ia kesakitan untuk melahirkan dan bukan saja itu Tuhan memerintahkan manusia harus beranakcucu. Maka disinilah kita melihat permulaan penderitaan yang datang, semua keadaan macam begini adalah cara Allah agar manusia bertanggung jawab atas kelakuannya yang telah melawan Tuhan Allah. melawan Tuhan bukan dalam arti marah, jengkel, tetapi dimana manusia tidak taat dan setia kepada firman-Nya maka disitulah letak perlawanan manusia kepada Tuhan. Penderitaan selanjutnya dialami oleh anak dari Adam dan Hawa yaitu Kain dan Habel, Habel mengalami penderitaan saat disiksa kakanya sampai mati, akibat dari penderitaan itu sampai-sampai Alkitab mencatat dengan jelas bahwa darah Habel berteriak sampai di Tuhan. Maka Kain menerima penderitaan didalam batin ia sendiri, ia harus ketakutan yang luar biasa, kalau-kalau Tuhan juga membunuh dia, tetapi tidak demikian, karena permintaannya Allah mau memberi tanda kepada dia agar ia tidak dibunuh. Meskipun ia tidak mati ditangan manusia, maka keturunannya lenyap sampai hari ini tidak berlanjut lagi, akibat kejahatan Kain, maka keturunannya lenyap karena mengalami penderitaan. Sejak kapankah letak permulaan penderitaan itu datang? Yaitu disaat manusia mengalami kejatuhan dan kerusakan status.
C.   Tujuan Hidup Manusia.
Sepanjang sejarah umat manusia dimuka bumi ini, kalau ditanya apakah tujuan mu hidup? Pasti jawabannya tidak lain dan tidak bukan pasti mencapai tujuan hidup bahagia. Kalau ditanya lagi apakah yang kamu inginkan didunia ini? Pasti jawabannya ingin hidup bahagia, kalau ditanya lagi mengapakah kamu tidak mau hidup menderita? Jawabannya pasti karena penderitaan itu bukan tujuan hidup, karena itu adalah sesuatu yang paling kutakutkan dalam hidup ini. Dalam khotbah saya, saya mengatakan “Penderitaan bukanlah tujuan akhir, kabahagiaan adalah tujuan akhir.” Kalimat ini merupakan kalimat yang tuntas dapat dimengerti oleh semua orang sebab memang benar bahwa tujuan hidup ini adalah mencapai bahagia. Dalam dunia filsafat, ada satu filsafat Epikurianisme yang berbunyi begini “tujuan hidup ini, kita harus mencari bahagia. Kalau tidak bahagia maka kita menderita, menderita bukan bahagia, dan bahagia bukan menderita.”[1] Filsafat ini baik adanya, namun banyak orang salah melaksanakannya, yang akhirnya filsafat ini tidak dapat dipakai lagi, meskipun tidak dipakai lagi tetapi prinsipnya banyak dilakukan manusia dengan kurang sadar bahwa dirinya menganut paham Epikurianisme. Maka disinilah kita melihat bahwa manusia berusaha menghilangkan penderitaan, karena penderitaan bukan tujuan hidup, melainkan kebahagiaanlah tujuan hidup.

D.   Penderitaan didalam Kebudayaan.
Apakah hubungan penderitaan dengan kebudayaan, sehingga ada penderitaan didalam kebudayaan. Sewaktu sebelum saya pergi ke sekolah Alkitab, saya setiap kali pulang sekolah ketika SMA harus pergi ke hutan mencari kayu bakar, setelah itu saya menyedap karet, sebab itu adalah salah satu mata pencaharian kami dalam hidup pada waktu itu. Saya dan orang tua harus berjuang untuk mencari rejeki agar bisa memenuhi kehidupan sehari, saya pribadi merasa menderita, mau tidak mau harus dilaksanakan, maka dibalik kebudayaan itu ada sesuatu yang tersembunyi yang dapat saya sadari yaitu penderitaan. Kebudayaan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari adalah gaya kehidupan setiap orang, yang didalam melaksanakannya manusia harus melalui suatu penderitaan dan menyikapi penderitaan itu dengan tenang meskipun kesusahan menghadapinya. Seorang petani menunggu hasil dari ladangnya, namun ketika kemarau datang maka ladangnya mengalami kekeringan, ia harus berjuang mendatangkan banyak air untuuk disalurkan keladangnya entah dengan berbagai cara ia harus mendatangkan air. Maka disinilah budaya itu terlihat dengan menggunakan akal budi, namun ada satu hal yang harus dilalui terlebih dahulu yaitu penderitaan. Jika tidak demikian maka petani itu menderita tidak makan hasil dari ladangnya, maka dalam penderitaannya ditambah lagi, akhirnya beratlah penderitaan itu. Ada satu seorang filsuf terkenal dengan filsafatnya yaitu Confusius, filsafatnya berbunyi “tujuan manusia menurut Konfusianisme adalah mencapai keharmonisan ataupun keseimbangan. Keharmonisan dengan alam dan juga keharmonisan dengan sesama manusia.”[2]

E.   Penderitaan Akibat Dosa.
Ketika seseorang mengalami penderitaan, pertanyaan yang keluar ialah “mengapa saya?, mengapa harus saya?, mengapa diri saya yang menderita penderitaan ini?,” Stephen Tong mengatakan “hal ini adalah perasaan yang sendiri, perasaan yang tidak seharusnya, perasaan kehilangan sesuatu, dan perasaan yang tersiksa, semua itu menjadi rangsangan kesadaran eksistensi setiap pribadi.”[3] Penderitaan macam ini perlu dipertanyakan mengapa penderitaan akibat dari dosa? Dosa adalah penyebab pertama adanya penderitaan, saat manusia menerima tawaran Iblis maka manusia akhirnya memiliki keberadaan seperti iblis yang suka melawan. Yang membuat manusia jatuh kedalam dosa adalah disaat manusia melawan perintah Tuhan Allah. Fakta pertama orang bisa jatuh kedalam dosa adalah saat ia mencoba melawan Tuhan dengan kelakuannya yang sombong dan kebohongan, satu lagi ialah ia tidak hendak TAAT kepada perintah Tuhan Allah. jikalau kita bertanya kepada orang lain “apakah engkau berdosa? Jawabnya ia saya berdosa” karena ia sadar bahwa ia berdosa maka kita juga sadar bahwa kita manusia berdosa, karena kita sama dengan dia. Penderitaan akibat dari dosa ini jelas, sebab penderitaan adalah hukuman yang Tuhan berikan kepada manusia yang memberontak.

F.    Penderitaan Bukan Akibat Dosa.
Bila kita mengingat peristiwa penggenapan janji penebusan dari Allah dengan mengirim Kristus kedalam dunia maka kita akan melihat dan sadar bahwa Yesus tidak berdosa mengapa ia harus menderita. Penderitaan yang Kristus alami bukan penderitaan yang biasa yang dirasakan manusia biasa seperti kita, tetapi penderitaan yang Dia alami adalah penderitaan yang sedemikian hebat dan dasyat. Bagi manusia itu adalah kabar Baik, tetapi bagi Kristus Dia harus menderita memikul dosa manusia ke atas tiang salib dengan tubuhnya, maka tubuhnya diremukkan sebagai wujud dari murka Allah kepada manusia yang ditimpakan kepada Dia. Bila kita mengingat peristiwa Ayub, Ayub dikenal seorang yang saleh dihadapan Tuhan Allah, dan ia berlaku benar di masa hidupnya. Penderitaan yang Tuhan ijinkan kepada Ayub adalah penderitaan yang lumayan hebat juga, namun penderitaan yang ia alami itu tidak membuat dirinya menjadi seorang Atheis, justru ia melihat penderitaan itu sebagai suatu tindakan Allah untuk melihat kesetiaannya sendiri. Namun kita melihat manusia zaman ini lebih banyak brengsek dan tidak berpegang kepada prinsip Alkitab Firman Tuhan Allah yang Hidup. Sedikit-sedikit penderitaan datang langsung mau meninggalkan Tuhan, mau menjadi Atheis, dan akhirnya menjadi murtad sampai mati dendam kepada Tuhan. Manusia yang macam begitu bukan manusia yang baik dan setia kepada Allah, manusia yang setia kepada Allah adalah manusia yang sadar dimana penderitaan itu datang bukan akibat dosanya tetapi karena Allah ingin menguji kekuatan imannya.

G.  Hakekat Penderitaan.
Jika saya bertanya: penderitaan itu sebenarnya ada atau tidak? Jika kita sebagai manusia merasa menderita, maka apakah itu berarti itu pasti ada penderitaan, ataukah ada penderitaan, maka baru manusia merasa menderita? Maka kita secara sadar menjawab dengan jujur “tentu, ada penderitaan, maka barulah kita merasakan penderitaan. Ada seorang anak kecil yang menangisnya luar biasa hampir 10 menit ia tidak berhenti menangis karena ia digigit nyamuk, dan ia gatal-gatal. Bagi anak itu, digigit nyamuk adalah penderitaan karena gatal-gatal. Tetapi bagi ayah itu bukan penderitaan, sebab sang ayah bukan saja mengerti penderitaan yang dialami oleh anaknya, tetapi ia juga tahu batasan penderitaan itu, ia tahu beberapa menit lagi penderitaan digigit nyamuk akan hilang dan tahu bahwa penderitaan itu tidak akan mendatangkan kematian. Jadi hakekat penderitaan itu adalah dimana kita mengerti akan batas-batas penderitaan lebih penting dari pada perasaan menderita. Stephen Tong mengatakan didalam bukunya begini “hakekat penderitaan itu ialah adanya perasaan kehilangan kenyamanan yang dulunya kita nikmati.”[4]

H.  Jenis-Jenis Penderitaan.
Ada tiga jenis penderitaan yang dimuat Stephen Tong didalam bukunya yaitu:
1.      Kecacatan Alamiah. Ada orang yang dilahirkan buta, tuli, bisa atau memiliki tangan kaki yang tidak sempurna. Ini merupakan penderitaan alamiah yang didapatkan seseorang ketika ia dilahirkan.
2.      Bencana Alam. Misalnya gunung meletus, air bah, tsunami, gempa bumi, longsor, tanah terbelah, dan akibat dari bencana alam maka bencana alam menghancurkan apa yang kita miliki.
3.      Bencana Perang. Yaitu meletusnya kebencian antara bangsa dengan bangsa, yang menimbulkan berbagai kekejaman di medan perang. Akibatnya, ada orang-orang yang terkena bom atau peluru sehingga cacat atau mati.
Tiga jenis penderitaan diatas adalah penderitaan yang besar terjadi didalam sejarah umat manusia menurut Stephen Tong.[5]



[1]Rian Frinandoe, 2013, Khotbah Reformasi Kekristenan, AT-APT: Jakarta. Saya memberikan beberapa penjelasan pandangan ilmu filsafat yang mempengaruhi hidup Kekristenan dari zaman ke zaman. Tapi kebahagiaan yang dimaksud oleh orang Epikurianisme bukan kebahagiaan yang sejati, melainkan kebahagiaan yang sementara. Kebahagiaan yang sejati dalam kehidupan Kekristenan adalah kebahagiaan yang kekal, itu hanya bisa didapatkan apabila manusia mau kembali kepada Tuhan Allah dengan sungguh-sungguh.
[2] Info Psikologi memberikan penjelasan kepada publik melalui situsnya mengenai ajaran Confusius, di post oleh Psychologymania, http://ajaranconfusionisme.com.
[3] Pdt. Stephen Tong, 2011, Iman Penderitaan dan Hak Asasi Manusia, Momentum: Surabaya, hlm. 36.
[4] Ibid, hlm. 52.
[5] Ibid, hlm. 60.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar