Minggu, 13 April 2014

7 Perkataan Agung Kristus dikayu Salib, Ryan F.

Sepanjang sejarah dalam kehidupan manusia, Kekristenan selalu ingin dihapuskan dari muka bumi yang diciptakan Tuhan ini. Banyak cara mereka mencoba mendobrak Kekristenan untuk menuju kepada kebinasaan namun tak dapat. Sebelum Kekristenan berdiri maka pemimpinnya harus dibunuh dan mati, pemimpinnya mengalami siksaan yang ganas. Siapakah pemimpinnya itu? Tidak lain yaitu Yesus Kristus. Sebelum orang Kristen hidup dalam tekanan yang kejam dan ganas, maka pemimpinnya terlebih dahulu harus mengalami penyiksanaan dan penganiayaan, sebelum orang Kristen dianiaya dan di fitnah, maka pemimpinnya terlebih dahulu ditutup muka-Nya, diludahi wajah-Nya, dihakimi oleh dunia. Dunia yang tidak adil harus menghakimi Dia yang sumber dari keadilan yang sejati. Sebelum orang Kristen mati menjadi martir, maka yang pertamakali mati adalah Yesus Kristus pemimpin besar yang agung dalam sejarah Kekristenan sebelum Kekristenan lahir. Mereka yang hidup pada zaman-Nya waktu itu mungkin mengalami keputusasaan, sebab pemimpin mereka yang besar mati tergantung dikayu salib. Banyak mereka yang meninggalkan Dia lalu kembali kepada Dia, banyak orang yang mencoba mengikut-Nya banyak juga orang yang ingin membunuh-Nya hingga akhirnya Ia harus mengalami ketidakadilan dari dunia yang tidak adil. Firman yang berseru-seru dipinggir-pinggir jalan kini diam, firman yang berteriak diatas perahu dan kapal kini mulai diam sunyi dan tak berbicara, firman yang tadinya keluar dari mulut-Nya dengan memanggil orang untuk kembali kepada Allah kini tidak terdengar lagi. Saat Yesus Kristus berada didepan Pilatus dan para imam ahli Taurat serta orang Farisi lainnya Ia tidak berbicara banyak, saat didepan Herodes pula sama sekali Ia tidak berbicara. Mengapakah saat itu Yesus Kristus Sang Juruselamat Dunia tidak lagi berbicara dan berfirman? Ini adalah salah satu sifat Allah, ketika Ia melihat manusia mencoba dan berusaha melampaui keberadaan-Nya maka Allah akan diam. Yesus Allah? Dia Allah, Pilatus sempat bertanya “apakah Engkau Anak Allah? jawab Yesus: engkau sendiri yang mengatakannya. Saat-saatnya tiba Yesus mulai dibawa kepada satu bukit yang sangat mengerikan, bukit itu ganas dan kejam, bukit tengkorak adalah julukannya, mengapa disebut bukit tengkorak? Karena setiap kali orang melihat bukit itu banyak lobang-lobang besar dan permukaannya serta gambar bukit itu sering menyerupai tengkorak. Dalam perjalanan yang melelahkan, Ia harus berjalan sepanjang jalan dimana banyak orang melihar Dia. Tadinya Ia berkata diri-Nya Raja kini ditawan dan pukul serta dicambuk, dipermalukan oleh manusia, dan ditelanjangi tubuh-Nya, mereka membagikan jubah-Nya dan mereka membuang undi. Alkitab memberitahukan kepada kita Yesus tidak berteriak saat paku pertama ditancapkan ketangan-Nya, Ia tidak marah dan mengutuki siapa-siapa saja yang menyiksa dan menista Dia. Inilah teladan Juruselamat kita yang paling agung didalam sejarah. Saat semua sudah dipakukan, maka salib mulai ditancapkan kedalam lubang tanah dan berdiri menghadap kepada orang banyak. Yesus tentu merasakan sakit, Dia sama seperti kita manusia, hanya Ia tidak berdosa, Ia bisa sakit, Ia pernah lapar, Ia pernah haus, Ia pernah bahagia, Ia pernah terluka, dan Ia juga pernah menderita. Tuhan yang kita sembah, bukan Tuhan yang tidak dapat merasakan penderitaan yang kita alami, sebelum kita mengalaminya Ia sudah mengalaminya. Saat Allah marah dengan nyala api yang membara untuk manusia, maka Yesus (Allah Anak) mengambil keputusan bahwa Ia mau menggantikan manusia berdosa. Saat dikayu salib, Alkitab tidak mengatakan Yesus mengutuki orang yang memaku Dia, Yesus tidak marah kepada mereka, Yesus tidak dendam kepada mereka, Yesus tidak meminta kepada Bapa agar mereka musnah. Melainkan ada satu firman yang keluar dari mulut Sang Juruselamat yang Agung dan mulia, kalimat yang manis, doa yang indah disepanjang sejarah para nabi, kalimat itu keluar dengan penuh manisnya sehingga membawa damai sejahtera bagi setiap hati manusia. Kalimat itu berbunyi demikian untuk yang pertama kalinya “ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Tadinya saat berada dikayu salib, orang banyak yang ada menyaksikan Dia telah menantikan seruan dari Yesus apakah Ia akan menyelamat diri-Nya dengan berseru kepada Bapa, apakah Ia dapat turun dengan mujizat-Nya? Ternyata Yesus Kristus yang mereka harapkan tidak berkata apa yang mereka inginkan, melainkan apa yang di inginkan Yesus untuk mereka dengan berkata Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Inilah doa yang paling manis, Doa Yesus kepada Bapa, agar Bapa tidak melampiaskan murka-Nya keatas manusia, melainkan untuk Dia yang adalah Anak Allah. sambil menunggu Dia berkata-kata lagi, mereka kembali mengutuk Dia, memfitnah Dia, meninggalkan Dia dan mencaci maki Dia. Kita dapat bayangkan bila anda seorang diri sebagai ayah mendengar anak anda dihina dan dianiaya oleh orang lain yang tidak berhak menghukum dia, mungkin anda akan membunuh mereka yang membuat ia menderita. Tetapi Bapa tidak, setelah Bapa mendengar ucapan Yesus yang pertama dikayu salib “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” maka Bapa mengerti betapa dalam-Nya kasih Kristus terhadap manusia. Dimanakah cinta kasih yang sejati? Yiatu didalam Kristus Yesus. Perkataan kedua ialah “Amin, Aku berkata kepadamu, hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku didalam Firdaus”, perkataan yang ketiga “Ibu, ini anakmu... ini ibumu”, perkataan yang keempat “Allah-Ku-Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”, perkataan yang kelima ialah “Aku haus”, perkataan yang keenam ialah “Sudah genap” dan perkataan yang ketujuh ialah “Bapa, kedalam tangan-Mu, Ku-serahkan Nyawa-Ku.”

Banyak pemuda-pemudi meninggalkan Kristus dan banyak yang tidak mau melayani lagi dalam segala kegiatan didalam Gereja, mengapa? Karena tidak pernah memiliki suatu penghayatan yang sejati dan merenungkan serta memahami arti penderitaan serta pengorbanan yang begitu besar dilakukan Yesus Kristus dikayu Salib. Mereka tidak adanya bedanya dengan apa yang dikatakan Paulus “mereka sengaja berperilaku seperti orang yang  mengenal Allah, padahal mereka tidak mengenal Allah. pemuda-pemudi gereja yang bertahan setia sampai hari ini dalam gereja dan lingkungan gereja dan yang masih mau dididik oleh Tuhan berbahagialah, sebab jerih payahmu tidak sia-sia. Tapi celakalah bila engkau melayani Tuhan dengan hati yang hampa tanpa ada Roh Tuhan didalam hatimu, maksudnya ialah seperti orang-orang yang melayani Allah tapi tidak mengerti Allah. saat ditanya siapakah Allah? jawabannya apa? Bingung. Mengapa bingung? Karena tidak suka mendengarkan firman Tuhan saat pendeta sedang menyampaikan firman yang mencerahkan hati sanubarimu. Sudahkah? Engkau mengenal Allah? hei para muda-mudi, pikirmu engkau baik selama ini? Cintakah engkau kepada Tuhanmu Yesus Kristus? Apakah kasihmu besar kepada-Nya? Masihkan cinta kasihmu kepada-Nya tetap adalah kasih yang mula-mula? Atau apakah kasihmu sudah berkurang? Saat kasihmu berkurang maka engkau mulai jauh dari kehidupan gereja, disitulah saatnya iblis datang menelan jiwamu. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar