Jumat, 01 November 2013

Agama-agama Manusia. Laporan ini disusun oleh Ryan Frinandoe.



Judul Buku    : Agama-Agama Manusia
Nama Penulis : Huston Smith
Jumlah Hal.   :1-425
Penerbit          : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1999

         
            Buku ini membahas tentang tujuh agama besar dan universal di dunia: Hindu, Buddha, Khong Hu Cu, Taoisme, Islam, Yahudi dan Kristen satu demi satu. Namun saya tidak mencatat bagaimana tentang agama Yahudi dan Kristen karena, sesuai yang ditetapkan saya hanya membaca dan membahas dari halaman awal sampai pada halaman 250, dan ringkasan yang saya tulis dari buku ini hanya ada 5 agama yang saya bahas. Buku ini berbicara tentang nilai-nilai dari setiap agama besar dan lebih unggul, buku ini hanya ingin mengupas dan memaparkan setiap nilai yang dibawa masing-masing agama, menawarkan kepada pembaca sebagai manusia, untuk dikenalkan dan dinilai tanpa sikap prasangka.
2. Agama Hindu       
Kebutuhan-kebutuhan Manusia (Huston, 1999, 19)
Jika kita melihat mempelajari agama Hindu secara keseluruhan, tulisan-tulisannya yang amat luas keseniannya yang sangat kaya, perbadatannya yang cermat, dan adat istiadatnya yang mencakup demikian banyak hal, dan jika kita menerima pandangannya yang demikian luas sebagai suatu kesatuan serta mengutarakannya kembali dalam suatu pernyataan tunggal yang menyatakan inti hakikatnya, kita akan menemukan peneguhan utama yang dikatakan kepada manusia.
            menurut pandangan umum yang dikenal di Barat, kita sudah mendengar bahwa orang India senang menjalani laku tapa, mementingkan hal-hal di luar yang duniawi dan menolak kehidupan. Oleh karena itu kita dapat menduga bahwa orang India sangat mengecam para penganut  paham hedonism, yang menganggap kesenangan sebagai tujuan hidupnya.
3. Agama Buddha
Orang yang Terbangun dari Tidurnya (Huston, 1999, 106)
 Agama Buddha bermula dari seorang tkoh. Pada akhir hidupnya, ketika seluruh India seakan-akan dikobarkan oleh pesan-pesan yang disampaikannya dan para raja sendiri tunduk kepadanya, semua orang datang kepadanya seperti orang datang kepada Yesus, untuk bertanya apakah dia sebenarnya.
Hanya ada dua orang yang termasuk jenis ini, yaitu Yesus dan Budha. Sewaktu orang menyampaikan rasa ingin tahunya ini kepada Buddha sendiri, jawaban yang diberikannya merupakan suatu kunci untuk menangkap keseluruhan pesan yang disampaikannya. “Apakah anda seorang dewa?” Tanya mereka. “tidak.” “seorang malaikat?” “Tidak.” “Seorang santo?” “Tidak.” Lantas apa sebenarnya anda ini? Buddha menjawab: “Aku bangun.” Jawaban ini kemudian menjadi gelarnya, karena memang itulah artinya “Buddha.”
4. Agama Khong Hu Cu
Guru yang Pertama (Huston, 1999, 188)
Jika ada nama tokoh yang erat kaitannya dengan kebudayaan Cina, nama tersebut adalah Konfusius, Kung Fu Tzu, Kung sang Guru. Orang Cina dengan penuh hormat menyebut beliau sebagai Guru Pertama, bukannya tidak ada guru sebelum beliau, melainkan karena martabat beliau lebih tinngi dari semua guru yang lain.
Dengan memilah-milah yang sudah lewat, menggarisbawahi di sini, mengurangi dan membuang disana, sambil menata dan memberikan catatan terus menerus, beliau menjernihkan konsep-konsep kebudayaan bangsanya, yang dengan amat mengesankan tetap jelas selama 25 abad. Konfisius lahir sekitar 551 sM di kabupaten Lu, yang sekarang berada di propinsi Shantung. Kita tidak tahu pasti mengenali nenek moyangnya, namun jelas keadaan rumah tangganya di masa kanak-kanak sederhana saja.
5. Taoisme
Sang Guru Tua (Huston, 1999, 231)
Menurut tradisi, Taoisme berasal dari seorang yang bernama Lao Tzu, yang dikabarkan lahir kira-kira tahun 640 sM. Beberapa sarjana menyatakan bahwa beliau hidup tiga abad kemudian dari tahun tersebut, sedangkan sarjana lainnya bersikap ragu-ragu apakah beliau ini benar-benar ada.
Tiga Makna Tao (Huston, 1999, 233)
Pertama, Tao  adalah jalan dari kenyataan terakhir. Tao ini tidak dapat ditangkap karena ia melampaui jangkauan pancaindera. Sekiranya ia akan mengungkapkan dirinya dengan penuh ketajaman, kepenuhan, dan kegemilangan, manusia yang fana ini tidak akan mampu menghadapi penglihatan itu.
Kudua, ia “mengambil wujud fana” dan memberitahu segala sesuatu. Ia “menyesuaikan hakikatnya yang penuh gairah, menjernihkan kepenuhan dirinya yang tumbuh secara berlipat ganda, meredupkan kemuliaannya yang gilang gemilang, dan mengambil rupa sebagai debu.
Ketiga, Tao menunjuk pada jalan bagaimana seharusnya manusia menata hidupnya, agar selaras dengan cara bekerja alam semesta ini. Sebagian besar dari keterangan yang akan menyusul dalam bab berikutnya akan menguraikan anjuran  Toisme tentang bagaimana seharusnya hidup ini. Namun, perlu diutarakan bahwa di Cina tidak hanya ada Taoisme, tetapi tiga.
6. Agama Islam
Latar Belakang (Huston, 1999, 254)
Sekitar nama orang Arab tulis Philip Hitti, bersinarlah lingkaran cahaya dari kegemilangan yang dimiliki oleh para penakluk dunia. Dalam waktu satu abad setelah bangsa ini muncul, mereka telah menjadi tuan dari suatu daerah kekuasaan yang terbenang dari pantai Samudera Atlantik sampai ke perbatasan Cina, yang merupakan suatu daerah kekuasaan yang lebih besar dari kekaisaran Romawi pada zaman puncak kejayaannya.
Yang merupakan unsure pokok dari kebangkitan Arab menjadi bangsa yang besar ini adalah agam mereka. Jika kita menanyakan bagaimana terjadinya agama ini, suatu jawaban dari orang luar akan memulainya dengan mencatat  arus politik dan ekonomi yang berperan dalam abad ke- VI (enam) dan Ke-VII (tujuh) Masehi di Arabia, ketika Muhammad hidup, dan setelah itu mengembangkan suatu gambaran tentang faktor lingkungan yang menimbulkan pandangan tersebut.
Nabi Penutup (Huston, 1999, 256)
Menelusuri garis keturunan Ismail di Arabia akhirnya kita sampai kepada Muhammad dalam pertengahan kedua abad ke-VI Masehi, yaitu nabi yang menyampaikan ajaran-ajaran Islam dalam bentuknya yang sempurna dan tuntas, demikian kata kaum Muslimin ortodoks. Memang ada nabi-nabi Allah yang saleh sebelum beliau, tetapi beliaulah yang merupakan puncaknya; oleh karena itu beliau dijuluki “Penutup segala Nabi” karena tidak ada lagi nabi setelah itu.




Komentar Pembaca:
            Ketika saya membaca buku ini, saya banyak menemukan pengetahuan tentang berbagai agama yang sejak awalnya saya tidak tahu. Sebagian dari buku ini mengungkapkan berbagai nilai-nilai dari setiap agama serta pandangan dari masing-masing agama. Bagi saya sebagai pembaca dari buku ini, saya menilai buku in bagus untuk setiap kalangan orang-orang yang belum mengetahui sejarah atau latar belakang dari setiap agama.
            Yang menjadi kekurangan buku ini, ia tidak menuliskan biodata seorang penulis atau pengarang dari buku ini, dan bahasa buku ini terlalu tinggi tingkat pemahamannya, jadi bagi saya buku ini jikalau di perkenalkan kepada orang-orang awam, mereka akan sulit untuk mengerti apa yang sebenarnya buku ini sampaikan.
            Inilah tentang penilaian saya tentang buku ini, jikalau terjadi salah pengetikan atau kurangnya ringkasan yang saya masukan dari hasil bacaan mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.




2 komentar:

  1. Puji Tuhan. Saya diberkati dengan membaca blog ini. Hehehehe.. :D Salam kak Ryan. tertanda Fu Joni anak youth GSJA Ceria.

    BalasHapus