Judul Buku :
Agama-Agama Manusia
Nama Penulis :
Huston Smith
Jumlah Hal. :1-425
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1999
Buku
ini membahas tentang tujuh agama besar dan universal di dunia: Hindu, Buddha,
Khong Hu Cu, Taoisme, Islam, Yahudi dan Kristen satu demi satu. Namun saya
tidak mencatat bagaimana tentang agama Yahudi dan Kristen karena, sesuai yang
ditetapkan saya hanya membaca dan membahas dari halaman awal sampai pada
halaman 250, dan ringkasan yang saya tulis dari buku ini hanya ada 5 agama yang
saya bahas. Buku ini berbicara tentang nilai-nilai dari setiap agama besar dan
lebih unggul, buku ini hanya ingin mengupas dan memaparkan setiap nilai yang
dibawa masing-masing agama, menawarkan kepada pembaca sebagai manusia, untuk
dikenalkan dan dinilai tanpa sikap prasangka.
2. Agama Hindu
Kebutuhan-kebutuhan Manusia (Huston, 1999, 19)
Jika
kita melihat mempelajari agama Hindu secara keseluruhan, tulisan-tulisannya
yang amat luas keseniannya yang sangat kaya, perbadatannya yang cermat, dan
adat istiadatnya yang mencakup demikian banyak hal, dan jika kita menerima
pandangannya yang demikian luas sebagai suatu kesatuan serta mengutarakannya
kembali dalam suatu pernyataan tunggal yang menyatakan inti hakikatnya, kita
akan menemukan peneguhan utama yang dikatakan kepada manusia.
menurut pandangan umum yang dikenal
di Barat, kita sudah mendengar bahwa orang India senang menjalani laku tapa,
mementingkan hal-hal di luar yang duniawi dan menolak kehidupan. Oleh karena
itu kita dapat menduga bahwa orang India sangat mengecam para penganut paham hedonism, yang menganggap kesenangan
sebagai tujuan hidupnya.
3. Agama Buddha
Orang yang Terbangun dari Tidurnya (Huston, 1999,
106)
Agama Buddha bermula dari seorang tkoh. Pada
akhir hidupnya, ketika seluruh India seakan-akan dikobarkan oleh pesan-pesan
yang disampaikannya dan para raja sendiri tunduk kepadanya, semua orang datang
kepadanya seperti orang datang kepada Yesus, untuk bertanya apakah dia
sebenarnya.
Hanya
ada dua orang yang termasuk jenis ini, yaitu Yesus dan Budha. Sewaktu orang
menyampaikan rasa ingin tahunya ini kepada Buddha sendiri, jawaban yang
diberikannya merupakan suatu kunci untuk menangkap keseluruhan pesan yang
disampaikannya. “Apakah anda seorang dewa?” Tanya mereka. “tidak.” “seorang
malaikat?” “Tidak.” “Seorang santo?” “Tidak.” Lantas apa sebenarnya anda ini? Buddha
menjawab: “Aku bangun.” Jawaban ini kemudian menjadi gelarnya, karena memang
itulah artinya “Buddha.”
4. Agama Khong Hu Cu
Guru yang Pertama (Huston, 1999, 188)
Jika
ada nama tokoh yang erat kaitannya dengan kebudayaan Cina, nama tersebut adalah
Konfusius, Kung Fu Tzu, Kung sang Guru. Orang Cina dengan penuh hormat menyebut
beliau sebagai Guru Pertama, bukannya tidak ada guru sebelum beliau, melainkan
karena martabat beliau lebih tinngi dari semua guru yang lain.
Dengan
memilah-milah yang sudah lewat, menggarisbawahi di sini, mengurangi dan
membuang disana, sambil menata dan memberikan catatan terus menerus, beliau
menjernihkan konsep-konsep kebudayaan bangsanya, yang dengan amat mengesankan
tetap jelas selama 25 abad. Konfisius lahir sekitar 551 sM di kabupaten Lu,
yang sekarang berada di propinsi Shantung. Kita tidak tahu pasti mengenali
nenek moyangnya, namun jelas keadaan rumah tangganya di masa kanak-kanak
sederhana saja.
5. Taoisme
Sang Guru Tua (Huston, 1999, 231)
Menurut
tradisi, Taoisme berasal dari seorang yang bernama Lao Tzu, yang dikabarkan
lahir kira-kira tahun 640 sM. Beberapa sarjana menyatakan bahwa beliau hidup
tiga abad kemudian dari tahun tersebut, sedangkan sarjana lainnya bersikap
ragu-ragu apakah beliau ini benar-benar ada.
Tiga Makna Tao (Huston, 1999, 233)
Pertama,
Tao adalah jalan dari kenyataan terakhir. Tao ini
tidak dapat ditangkap karena ia melampaui jangkauan pancaindera. Sekiranya ia
akan mengungkapkan dirinya dengan penuh ketajaman, kepenuhan, dan kegemilangan,
manusia yang fana ini tidak akan mampu menghadapi penglihatan itu.
Kudua,
ia “mengambil wujud fana” dan memberitahu segala sesuatu. Ia “menyesuaikan
hakikatnya yang penuh gairah, menjernihkan kepenuhan dirinya yang tumbuh secara
berlipat ganda, meredupkan kemuliaannya yang gilang gemilang, dan mengambil
rupa sebagai debu.
Ketiga,
Tao menunjuk pada jalan bagaimana
seharusnya manusia menata hidupnya, agar selaras dengan cara bekerja alam
semesta ini. Sebagian besar dari keterangan yang akan menyusul dalam bab berikutnya
akan menguraikan anjuran Toisme tentang
bagaimana seharusnya hidup ini. Namun, perlu diutarakan bahwa di Cina tidak
hanya ada Taoisme, tetapi tiga.
6. Agama Islam
Latar Belakang (Huston, 1999, 254)
Sekitar
nama orang Arab tulis Philip Hitti, bersinarlah lingkaran cahaya dari
kegemilangan yang dimiliki oleh para penakluk dunia. Dalam waktu satu abad
setelah bangsa ini muncul, mereka telah menjadi tuan dari suatu daerah
kekuasaan yang terbenang dari pantai Samudera Atlantik sampai ke perbatasan Cina,
yang merupakan suatu daerah kekuasaan yang lebih besar dari kekaisaran Romawi
pada zaman puncak kejayaannya.
Yang
merupakan unsure pokok dari kebangkitan Arab menjadi bangsa yang besar ini
adalah agam mereka. Jika kita menanyakan bagaimana terjadinya agama ini, suatu
jawaban dari orang luar akan memulainya dengan mencatat arus politik dan ekonomi yang berperan dalam
abad ke- VI (enam) dan Ke-VII (tujuh) Masehi di Arabia, ketika Muhammad hidup,
dan setelah itu mengembangkan suatu gambaran tentang faktor lingkungan yang
menimbulkan pandangan tersebut.
Nabi Penutup (Huston, 1999, 256)
Menelusuri
garis keturunan Ismail di Arabia akhirnya kita sampai kepada Muhammad dalam
pertengahan kedua abad ke-VI Masehi, yaitu nabi yang menyampaikan ajaran-ajaran
Islam dalam bentuknya yang sempurna dan tuntas, demikian kata kaum Muslimin
ortodoks. Memang ada nabi-nabi Allah yang saleh sebelum beliau, tetapi
beliaulah yang merupakan puncaknya; oleh karena itu beliau dijuluki “Penutup
segala Nabi” karena tidak ada lagi nabi setelah itu.
Komentar Pembaca:
Ketika
saya membaca buku ini, saya banyak menemukan pengetahuan tentang berbagai agama
yang sejak awalnya saya tidak tahu. Sebagian dari buku ini mengungkapkan
berbagai nilai-nilai dari setiap agama serta pandangan dari masing-masing
agama. Bagi saya sebagai pembaca dari buku ini, saya menilai buku in bagus
untuk setiap kalangan orang-orang yang belum mengetahui sejarah atau latar
belakang dari setiap agama.
Yang menjadi kekurangan buku ini, ia
tidak menuliskan biodata seorang penulis atau pengarang dari buku ini, dan
bahasa buku ini terlalu tinggi tingkat pemahamannya, jadi bagi saya buku ini
jikalau di perkenalkan kepada orang-orang awam, mereka akan sulit untuk
mengerti apa yang sebenarnya buku ini sampaikan.
Inilah tentang penilaian saya
tentang buku ini, jikalau terjadi salah pengetikan atau kurangnya ringkasan
yang saya masukan dari hasil bacaan mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Puji Tuhan. Saya diberkati dengan membaca blog ini. Hehehehe.. :D Salam kak Ryan. tertanda Fu Joni anak youth GSJA Ceria.
BalasHapusTERIMAKASIH BANYAK
BalasHapus