Tidak Berguna Menjadi Berguna
Pendahuluan.
Ketika seorang ibu sebentar lagi melahirkan seorang anak,
ayah sudah menunggu kehadiran anaknya. Sebelum kelahiran anak keduanya, kedua
sepasang suami istri pastinya sudah menentukan dan merencanakan sesuatu
terhadap anak yang ada dalam kandungan. Mereka punya harapan yang indah untuk
anak, segala macam cara dan langkah-langkah dilakukan untuk mempersiapkan masa
depan anak. Ketika anak sudah lahir, maka kegembiraan dan rasa terharu begitu
luarbiasa diantara keduanya, ada damai sejahtera yang mereka rasakan, kini
mereka mempunyai anggota keluarga yang baru yaitu bayi yang dilahirkan.
Tanggung jawab sudah mulai dijalankan sebagai orang tua, anak menikmati
tanggung jawab itu. Sebagai orang tua juga anak ada dalam kendali mereka, anak
di didik, anak dilatih dan diberi pendidikan, semakin besar dan bertambah
usianya anak yang dididik sedemikian rupa hingga telah menikmati tanggung jawab
orangtua yang baik. Namun heran tiba-tiba berubah perlahan sikap dan
karakternya, mungkin disebabkan oleh lingkungan dan pengaruh pergaulannya.
Orangtua mulai merasa sedih, akhirnya marah-marah dan salah mengendalikan. Anak
mulai dikutuk, disumpah segala ini macam dan itu macamnya. Hingga pada akhirnya
keluarlah dari mulut kedua orangtua yang mengatakan “anak tidak berguna.” Ini
adalah kalimat yang paling kejam, ini adalah kalimat yang menusuk yang keluar
dari hati nurani dan pikiran orangtua. Kalimat semacam ini menusuk jantung dan
hati sang anak, ia terluka, ia sedih, pikiran dan hati nuraninya mulai dirusak,
jiwanya tidak karuan, hanya karena suatu kata-kata “anak tidak berguna”,
ditambah lagi dengan segala kata-kata yang mengutuk ini akan menambah luka yang
begitu serius didalam batinnya. Maka anak memilih jalan keluar untuk mengatasi
hal semacam itu dengan bertindak “keluar dari rumah dan jauh dari orangtua.”
Perkara
seperti ini sudah sering terjadi, namun berbeda halnya konteks dan kejadian
seperti dialami oleh Onesimus yang adalah seorang budak Filemon. Kita akan
belajar sedikit dari tema yang sudah ada yaitu yang tidak berguna menjadi
berguna. Kita juga akan belajar dari Paulus cara mendidik yang baik tentang
bagaiman ia menjadikan Onesimus yang dahulunya tidak berguna bagi Filemon kini
menjadi berguna. Hanya ada 2 point yang akan dibahas dan dipelajari saat ini
yaitu sebagai berikut.
1. Paulus menganggap Onesimus sebagai
buah hatinya (ayat 11-12).
Sepanjang
sejarah Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Paulus memiliki seorang kekasih,
dan seorang anak dari hasil perkawinan. Jika ada cerita yang mengatakan bahwa
Paulus mempunyai kekasih itu hanyalah suatu kebohongan, semua berita tentang
rasul dan Tuhan kita harus kembali meninjau dan meneliti kebenaran Alkitab yang
diwahyukan Tuhan Allah. Sebenarnya Onesimus ini adalah budak dari seorang yang
bernama Filemon, Filemon adalah teman sekerja Paulus. Onesimus pernah bekerja
kepada Filemon sebagai budak, Filemon adalah orang Kristen yang kaya di Kolose,
jadi kebudayaan disana orang kaya mempunyai budak sebab ia mampu membayar
budaknya. Onesimus melarikan diri dari Filemon ada beberapa sebab kemungkinan
yaitu Onesimus berhutang kepada Filemon, tidak terlalu jelas tentang hutang
dari Onesimus ini. Tetapi Alkitab hanya mencatat ia punya hutang terhadap
tuannya Filemon. Onesimus melarikan diri ke Roma dan disana ia bersama Paulus
dipenjara, dalam penjara itu Onesimus sebagai seorang budak pelarian yang sudah
tidak berguna lagi, sebab Filemon sudah tidak mencarinya lagi, namun hak budak
Onesimus sebagai budak itu masih. Dalam keadaan Onesimus yang tidak berguna
ini, Paulus bersedia untuk mendidiknya dan menjadikan Onesimus menjadi anak
yang berguna. Kesetiaan Paulus dengan rela mengajarkan dan mendidik dengan
kasih sayangnya begitu luarbiasa, Paulus yang mempunyai sikap semacam ini
membuat dirinya harus menjadikan onesimus sebagai buah hatinya. Dalam
ungkapannya diayat ini ia begitu mempunyai kasih sayang yang besar terhadap
Onesimus.
Dalam
menjalani kehidupan sebagai orang yang sudah Kristen kita harus mempunyai sikap
yang mau memperbaharui, mau mendidik, dan mau mengajar dengan bijaksana Allah.
Janganlah kiranya kita menganggap orang yang sedang kita ajarkan atau orang
yang sedang tinggal bersama kita kemudian ada sikapnya yang kurang baik dan
tidak sopan serta bijaksana, oleh sebab perilaku yang begitu dan begini
akhirnya membuat diri ini memandang oranglain tidak berguna dan tidak ada
gunanya sama sekali kemudian pada akhirnya orang itu kecewa sehingga kita
melukai hatinya. Ada satu filsafat dari orang Stoic yang berbunyi demikian
“semua manusia itu sama, saya harus sayang kepada budak saya sebab dia bekerja
untuk saya”, filsafat semacam ini mempengaruhi seluruh pandangan manusia
diseluruh dunia entah bagaimana mereka dapat mengeluarkan kalimat ini padahal
saya pikir mereka tidak pernah belajar tentang Alkitab. Tetapi mengapa kita
yang belajar Alkitab seringkali mengabaikan moral semacam ini, dengan memandang
orang lain tidak penting jadi hanya kita yang penting, ini salah besar.
Kekristenan mengalami kecelakaan yang serius apabila mempunyai konsep yang
tidak dapat memandang orang lain sama dimatanya sama seperti manusia di mata
Tuhan tetap sama. Kekurangan dan kelebihan diri seseorang boleh membedakan dia
dengan yang lain. Tetapi apabila kita sebagai orang Kristen yang mempelajari
dan meneliti bijaksana Allah, kita harus tahu bahwa Allah memandang semua
manusia sama. Manusia semua berdosa tidak ada yang kudus dan suci sekalipun
siapa saja dia yang menganggap dirinya suci dia tetap berdosa dihadapan Allah,
maka jangan berlagak sombong sehingga menganggap orang lain tidak berguna.
Biarlah kita mengubah yang tidak berguna menjadi berguna serta kita harus
mempunyai filsafat yang paling bijaksana dari filsafat yang lain seperti Stoic.
Stoic menyayangi budaknya, tetapi ada yang lebih tinggi dari itu, yaitu dengan
menganggap siapa pun dia yang bekerja untuk kita, Paulus memberi teladan agar
kita menganggap dengan tulus dan ikhlas kepada orang itu dengan memberikan
julukan sebagai buah hati.
2. Kini Onesimus menjadi orang paling
penting/berguna (ayat 13-14)
Setelah
menerima didikan dan pengajaran sampai-sampai Onesimus pun bertobat dengan
sungguh-sungguh, mulai dari saat itu ia sudah menerima pengajaran dari Paulus.
Paulus mengajarkan Paulus seperti seorang bapa yang mendidik anaknya dengan
cinta kasih. Cinta kasih yang ditanamkan Paulus ini adalah cinta yang berasal
dari Tuhan Yesus bagaimana ia pernah mengalaminya. Paulus kini menjadikan
Onesimus menjadi orang yang berguna dan sangat penting. Terkhususnya Paulus
sudah mengajarkan Onesimus tentang mata kuliah Teologi, bagaimana Kristologi
yang benar, bagaimana tentang Allah Tritunggal, Roh Kudus dan teologi lainnya.
Oleh sebab didikan Paulus yang begitu telah menyatu didalam diri Onesimus maka
Paulus sangat menginginkan juga Onesimus agar tetap tinggal bersama dia agar
diberikan tugas untuk pemberitaan Injil Kristus kepada banyak orang. Onesimus
menjadi orang penting bukan karena Paulus tetapi dengan apa yang Paulus ajarkan
mengenai Injil Kristus, jadi Injil Kristuslah yang mengubah dia menjadi orang
yang berguna dan penting membawa kabar baik. Tuhan memakai diri Paulus atas
dasar cinta kasih Kristus yang begitu dalam sehingga ia mampu mendidik dan
menyampaikan rahasia Injil kepada Onesimus.
Sesungguhnya
dalam kehidupan ini kita perlu bertanya dan mau belajar untuk dididik menjadi
orang Kristen yang sejati. Saya melihat banyak orang-orang kaya yang hampir
tidak perduli terhadap pembantunya (budak), bahkan banyak budak-budak perempuan
disiksa contohnya para TKI, demikian pula sama dengan kaum pria yang memiliki
pekerjaan sebagai budak. Mereka yang kaya tidak mau memahami betul bagaimana ia
mendidik pembantunya padahal pembantu yang tinggal bersama dia telah menolong
dia untuk mengerjakan segala sesuatu yang ia tidak bisa lakukan. Orang-orang
kaya harus mengasihi budaknya, sebaliknya budak pun juga harus memiliki cinta
kasih kepada tuannya. Dengan jalan saling memiliki cinta kasih maka hidup
mereka didalam rumah akan berjalan harmonis. Hanya larangan yang paling berat
celakalah para suami yang mencoba mengawinkan dirinya dengan budaknya sementara
ia sudah mempunyai istri, sebaliknya juga perempuan tidak boleh bertindak yang
kurang ajar. Kita kadang tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan para
budak, banyak orang memandang haknya lemah dan tidak jauh lebih penting.
Celakalah kita yang menganggap mereka demikian, ketahuilah siapa tahu Tuhan
yang sebagai pencipta itu menetapkan dia sementara sebagai budak kemudian
berjalannnya waktu suatu hari ia akan menjadi orang yang paling lebih penting
dari kita. Onesimus seorang budak, kini Tuhan mengubah mata Filemon tuannya dan
mengubah sistem berpikir dari Filemon yang menganggap Onesimus itu tidak
berguna, kini Tuhan mengubah hidup Filemon. Karena demikian pentingnya
kehadiran Onesimus didalam penjara sampai ia bertobat betul-betul sampai-sampai
Paulus hendak menahan Onesimus, Paulus tidak meminta Filemon untuk hadir
bersama Paulus tetapi Paulus mengharapkan Onesimus juga untuk tugas pemberitaan
Injil. Sebagai orang Kristen kita harus belajar dari sistem pekerjaan Paulus
untuk mengubah pola pikir kita yang salah mengenai hak budak. Dalam ayat 14 Paulus
begitu dengan rendah hati, karena ia tidak egois dan sebagaimana aturan zaman
itu bahwa tuan yang mempunyai budak tidak boleh memberikan budaknya kepada
orang lain tanpa ijin. Paulus begitu sopan dengan rendah hati ia berbicara
dalam suratnya kepada Filemon.
Kitab Filemon
ini mempunyai tema tersendiri yang diberi oleh para sarjana teologia dengan
tema “Kasih Persaudaraan.” Hidup Kekristenan harus mempunyai suatu pikiran dan
konsep yang mendalam tentang bagaimana kita sudah menerima janji yang mutlak
dan perintah yang tak dapat digugat yaitu kasihilah sesama mu manusia seperti
engkau mengasihi dirimu sendiri. Perkataan yang terlontar dari mulut Tuhan kita
telah memperbaharui pikiran-pikiran manusia, bahkan seringkali tidak bisa masuk
diakal manusia bagi mereka yang tidak mengenal firman Tuhan Yesus. Semua orang
bisa berbuat baik? Bisa, semua orang bisa mengasihi? Bisa. Tetapi saya berkata
didalam nama Tuhan Yesus untuk kita semua, siapapun mereka, agama apapun
mereka, mereka harus memiliki Yesus Kristus didalam hidupnya. Dengan Kristuslah
maka kita bisa memiliki kasih yang luar biasa dari kasih-kasih yang lain.
Janganlah kita cepat-cepat menganggap orang yang dekat dengan kita itu bahwa ia
tidak penting, konsep macam ini apabila ada dalam Kekristenan maka kita akan
dicela, Tuhan kita dihina. Orang Kristen harus bangun... bangun !!! maka kita
tahu salahnya dimana, kita harus dibangun, bagaimana kita dibangun? Kita harus
dibangun, setelah dibangun maka kita harus kembali kepada Allah. Kasih
persaudaraan begitu luar biasa apa yang kita ambil dari teladan rasul Paulus.
Dengan rela dan ikhlas mendidik dan mengajar orang yang dahulu tidak berguna
kini ia menjadi berguna dan sangat penting. Mungkin saja Onesimus lebih penting
dari Filemon. Namun Paulus tidak memandang demikian sebab Yesus telah berkata
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Amin Firman Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar