Senin, 18 November 2013

Saat Paling Sendiri, Oleh Ryan Frinandoe.


Saat Paling Sendiri
 
            Eloi, Eloi lama sabakhtani? Ucapan teriakan ini keluar dari mulut Sang Juruselamat dunia, suatu makna yang dalam dan paling mengerikan hingga sulit dimengerti sepanjang sejarah adalah makna dari arti kata teriakan Tuhan Yesus Kristus dikayu salib dengan bunyi “Eloi, Eloi lama sabakhtani?.” Saat-saat dalam keadaan dimana semua orang telah melihat Juruselamat yang tergantung dikayu salib, kini tibalah saatnya Tuhan Yesus dalam keadaan yang paling sendiri, yang paling sedih, yang paling sepi, yang paling menderita dari segala zaman ke zaman bahkan saat yang paling sendiri dari segala kesendirian manusia. Perkataan ini seringkali ditafsirkan bahwa Tuhan Yesus berkata demikian karena Allah Bapa meninggalkan Dia dan Roh Allah yang ada pada-Nya kini mulai naik ke Sorga meninggalkan Dia.
            Teriakan ini paling sedih, paling pahit, tidak ada yang membela Dia, murid-murid pun pergi meninggalkan Dia sehingga Ia seorang Diri, dimanakah murid-murid-Nya? Apakah begitu sikap murid terhadap Guru yang Agung dari segala yang agung? Mereka meninggalkan Dia, bagaimana dengan kedua penjahat? Mereka pun turut menghina Tuhan Yesus, tetapi Tuhan Yesus diam dan tidak berkata apa-apa, tidak ada firman yang keluar saat itu setelah Ia berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani?. Semua orang yang ada di bawah kayu salib menghina Dia, hingga muncullah kalimat yang keluar dari mulut bangsa-Nya sendiri, umat-Nya sendiri demikian bunyinya: Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diriMu!”. Mereka kemudian mengolok Dia, menghina Dia, melecehkan nama baik-Nya, mereka meninggalkan Tuhan mereka sendiri yang berkorban bagi mereka, mereka tidak sadar bahwa Dialah yang ditunggu-tunggu, dinanti-nanti selama berabad-abad hingga hari ini. Saat semua meninggalkan Dia, murid-murid yang tadinya setia kini berubah setia, mereka pergi karena merasa kecewa terhadap sang Juruselamat yang tersalib. Saat paling sendiri inilah adalah hal yang paling tidak nyaman, saat dalam paling sendiri inilah adalah ketika Dia menahan kedua tangan yang terpaku dengan kejam dan hebat, saat paling sendiri ini juga Dia harus menahan kesakitan yang yang Dia terima dari Allah. Begitu kejam, begitu hebatnya siksaan yang harus ditanggungNya sehingga Ia harus berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani? Teriakan yang berkumandang dijalan-jalan, dibelokan-belokan, di bait Allah, dirumah-rumah, di kota-kota kini mulai berteriak disalib dengan keadaan paling sendiri serta ditelanjangi dan dan dipermalukan dengan kepedihan yang mendalam sehingga Ia harus teriak Eloi, Eloi lama sabakhtani?
            Marthin Luther seorang tokoh reformasih abad pertengahan pernah selama 3 jam duduk didepan meja belajarnya hanya memikirkan kalimat teriakan Tuhan Yesus “Eloi, Eloi, lama sabakhtani? Setelah 3 jam berakhir dan duduk diam, akhirnya dia berdiri mengetok mejanya dengan keras dan berteriak dalam ruangannya dengan teriakan: “Ya Tuhan bagaimana mungkin Allah meninggalkan Allah, siapakah yang dapat memikirkan Allah meninggalkan Allah?” sampai ia mati ia tidak tuntas memikirkan dan menafsirkan kalimat teriakan Tuhan Yesus. Masuk kepada abad 20 ini seorang tokoh reformasi abad 20 bernama Pdt. Dr. Stephen Tong, dalam bukunya yang berjudul 7 Perkataan Salib didalam buku itu ia mengatakan: “Saat sendiri itu Ia harus berteriak dengan kalimat Eloi, Eloi lama sabakhtani?, dalam kalimat itu nyata dan terlihat paling mengerikan, saat semua kutukan manusia, kebejadan, zinah, tipu muslihat, dosa, pemberontakan terhadap Allah, dan dosa percabulan, semua itu ditanggungkan Allah kepada-Nya yang seharusnya diterima oleh manusia semua hukuman murka Allah itu. Semua itu Yesus sudah ambil keputusan bahwa agar manusia bisa diperdamaikan kembali dengan Allah Bapa maka Ia harus menjadi ganti manusia untuk menerima hukuman murka Allah, maka Ia berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani? Maknanya ialah bahwa Allah tidak rela melihat Anak-Nya sendiri disiksa oleh ciptaan-Nya, sehingga Allah Bapa memalingkan muka-Nya dari pandangan-Nya kepada Putera-Nya, inilah yang menyebabkan Tuhan Yesus berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani?”. Makna yang dalam bagi keKristenan sepanjang sejarah bahwa Yesus Kristus pernah disalib, bahwa Tuhan Yesus pernah berkata Eloi, Eloi lama sabakhtani. Kalau Tuhan Yesus tidak melakukan demikian mungkin kita akan berteriak selamanya dalam kerajaan maut untuk memohon pengampunan, Dia teriak demikian agar manusia tidak berteriak menganggap Allah meninggalkan dia.
            Banyak orang Kristen tidak mengerti hal ini, kalimat ini tidak dimengerti oleh mereka sebab mereka tidak pernah mau belajar dengan baik tentang bagaimana makna tentang pengorbana di kayu salib, mereka hanya mencari Tuhan bukan mau Tuhannya. John Calvin berkata “Karya terbesar terbesar dalam hidup ini adalah pengorbanan Kristus dikayu salib”, namun orang Kristen seringkali salah, sebab mereka hanya tahu berkat dan berkat. Orang Kristen tidak akan mungkin menjual imannya jika ia tahu dan mengenal makna tentang salib Kristus, mereka yang menjual imannya kepada dunia ini adalah kebodohan yang sia-sia karena mereka tidak menghargai makna saat yang palin sendiri. Agar manusia bisa berhubungan dengan Allah Bapa kembali maka Ia berdoa dengan berkata “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, inilah doa paling manis yang tak ada dalam ucapan guru-guru lain, tokoh-tokoh agama terkemuka di dunia selain dari Tuhan Yesus sendiri. Biarlah setelah menyimak artikel ini, renungkanlah makna salib Kristus dalam hidup kita, agar iman kita dan pengenalan kita kepada Dia tidak tergoyahkan oleh kuasa setan dan dunia, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar