Jumat, 29 November 2013

Introduction Book Of Malachi (Old Testament) By Rian Frinandoe.

1.      Pendahuluan.
Dalam presentasi kitab Maleakhi kali ini saya menyajikan kepada saudara tentang pengantar kitab Maleakhi atau semacam introduction agar kita lebih memahami kitab Maleakhi. Saya memuatkan dukungan-dukungan lain untuk memperlengkapi pengantar kitab ini dengan mengutip beberapa bagian dari referensi buku lain yang cukup terkenal. Sehingga dalam pengantar kitab ini biar kita juga bisa bertanggung jawab untuk menjawab situasi dan kondisi kehidupan umat Tuhan pada abad 20-21 sekarang ini. Adapun saya juga memuat comentary-comentary saya tentang kitab ini dan lain dari comentary-comentary lainnya. Silahkan menyimak presentasi ini dengan mata yang terbuka, dan corak pikiran yang murni, hati yang sejati dan telinga yang jelas untuk mengerti bijaksana Tuhan dalam kitab Maleakhi.
2.      Latar Belakang Sejarah Kitab.
Maleakhi hidup dan bernubuat bagi bangsa Israel yaitu setelah masa dari pembuangan. Adapun yang menjadi alasan adanya kitab Maleakhi ini dimuat dalam sejarah adalah karena sebab bangsa Israel atau umat Israel yang mulai terlihat hebat, terlihat mantap dan terlihat luar biasa salahnya, kebejadannya dimata Allah, oleh sebab itulah maka Allah mengutus Maleakhi untuk bernubuat bagi Israel umat-Nya. Maleakhi hidup dalam masa pemerintahan Nehemia ketika Nehemia menjadi gubernur. Sudahkah Bait Allah dibangun saat itu? Sudah. Para teolog setuju bahwa Maleakhi bernubuat pada masa sesudah pemerintahan Nehemia, sebab zaman ketika berada dalam zaman Nehemia, umat dan serta imam-imam Bait Allah menganggap remeh akan setiap kurban, penyalahgunaan tata ibadat dalam rumah Tuhan, dan mengabaikan pemberian persepuluhan kepada Tuhan Allah. Adapun juga yang terjadi adalah dimana umat Allah mulai bersundal dan menikahi orang bangsawan lainnya, dan ini menjadi latar belakang mengapa Allah sedemikian marah kepada umat-Nya. Kemarahan Allah ini adalah dimana Allah menginginkan umat-Nya kembali kepada Dia dengan sungguh-sungguh dan melaksanakan Taurat Tuhan dengan benar dan setia.

3.      Penulis Kitab.
Penulis kitab Maleakhi adalah Maleakhi, dia adalah seorang nabi yang tergolong dalam klasifikasi kitab nabi-nabi kecil urutan paling terakhir. Menurut tafsiran Lembaga Sabda OLB (Versi Indonesia). Nama Maleakhi adalah nama orang Ibrani yaitu Malachiah yang berarti “utusan Yehovah”. Maleakhi merupakan anggota “Sinagoga Besar”, dia adalah seorang Lewi yang lahir di Supha, Zebulon, namun tidak diketahui pasti mengenai nabi Maleakhi.[1] Mengenai arti Malachiah (Ibrani) dari tafsiran Lembaga Sabda OLB mempunyai persamaan mengenai nama Maleakhi dengan tafsiran dari Frank M. Boyd, A.B. Frank Boyd mengatakan arti dari nama Maleakhi adalah “Pesuruh Allah”.[2] Jadi saya melihat tidak ada perbedaan diantara keduanya jikalau berbicara mengenai nama nabi ini, hanya saja kalimatnya yang berbeda, namun arti dan konsepnya tetap sama. Maleakhi adalah utusan Yehovah atau bisa juga dikatakan Pesuruh Allah. Maleakhi adalah nabi yang bersuara menyerukan nama Tuhan dengan suara yang terakhir dalam kitab PL.

4.      Tahun Penulisan Kitab.
Menurut Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan atau Full Life Bible Study, kitab Maleakhi ditulis sekitar tahun 430-420 sM.[3] C. Hassel Bullock memberikan tiga pandangan yang berbeda dari ketiga asumsi kedalam bukunya yang berjudul Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama, yaitu:
a.       Pandangan Pertama mengatakan bahwa Maleakhi hidup sezaman dengan Nehemia, berdasarkan penekanan dan penyalahgunaan agama dan sosial yang serupa. Ini berarti bahwa Maleakhi melayani sekitar tahun 444 sM, karena pada saat itulah Nehemia menjadi gubernur di Yudea.
b.      Pandangan kedua menetapkan tanggal pelayanannya menjelang pemerintahan Nehemia sebagai gubernur, mungkin selama tahun-tahun awal karya Ezra sekitar 450 sM. Karena persamaan keadaan yang berlaku dalam zamannya dan zaman yang disebut dalam Nehemia 13:10-29, Maleakhi mungkin mendahului Nehemia, karena Maleakhi tak memberikan bukti tentang kekuatan reformasi dalam masyarakat.
c.       Pandangan yang ketiga menempatkan kitab ini sebelum Ezra. Alasannya yaitu tak disebutkan perundang-undangan yang diperkenalkan oleh Ezra dan Nehemia (Ezra 10:3; Nehemia 13:13, 32.[4]
Saya menyimpulkan dari semua pandangan yang ada diatas mengenai asumsi atau perkiraan para teolog mengenai penulisan kitab Maleakhi bahwa saya menyimpulkannya kitab Maleakhi ditulis antara tahun 445-430 sM. Apakah alasannya?
a.       Pada tahun 445 sM Nehemia diangkat oleh seorang raja Artahasta menjadi gubernur, dia memiliki kedudukan yang cukup berperan penting di Yerusalem yaitu dengan tugas utama membangun kota Yerusalem (Nehemia pas. 2)
b.      Tahun 430 sM Nehemia telah kembali ke Yerusalem karena ia sudah menghadap raja Artahasta dan mendapatkan perintah (Nehemia 13). Tidak lama sesudah itulah Maleakhi mulai bernubuat dan kitabnya ditulis.

5.      Tujuan Penulisan Kitab Maleakhi.
Saya memandang dari purpose/tujuan dalam penulisan dalam kitab ini begitu sangat jelas dan bersifat komprhensif apalagi bila dilihat mengenai urutannya dalam kanon Alkitab bahwa kitab Maleakhi adalah kitab yang terakhir. Tujuan yang saya lihat dari pembacaan seluruh kitab Maleakhi ini adalah tujuan yang sifatnya Allah berseru kepada para imam-imam yang memimpin ibadah dengan memberikan segala teguran, nasehat yang keras dan peringatan yang begitu luar biasa. Allah memandang kaum imam yang telah bertindak durhaka terhadap Tuhan, bertindak/berlaku yang melecehkan atau menghina sistem kegiatan ibadah yang sudah Allah tetapkan dalam kitab Taurat Musa.

6.      Ikhtisar dan Struktur Kitab Maleakhi.
Kitab Maleakhi terdiri dari 4 bagian. Pertama berisi pernyataan tentang kasih Allah yang sangat besar kepada umat-Nya. Pernyataan ini diikuti oleh kecaman terhadap dosa para imam, yaitu kelalaian dalam penyelanggaraan upacara-upacara yang diatur oleh hukum musa (Taurat). Setelah kecaman terhadap dosa-dosa umat secara umum, diantaranya adalah perkawinan campur dengan bangsa-bangsa asing, keengganan untuk membayar perpuluhan, dan ketidaklayakan kurban yang dipersembahkan. Akhirnya kitab ini ditutup dengan himbuan untuk memelihara hukum Tuhan dan menantikan kedatangan Kristus.[5]
Leon J. Wood mengikhtisarkan kitab Maleakhi sebagai berikut.
a.       Kasih Allah bagi Israel (1:1-5)
b.      Kecaman terhadap para imam (1:6-2:9)
c.       Kecaman terhadap umat (2:10-4:3)
d.      Nasihat untuk memelihara hukum Tuhan dan menantikan kedatangan Kristus (4:4-6).[6]
Ikhtisar diatas, saya tambahkan lagi dengan beberapa strukur agar lebih dimengerti dan dapat terlihat jelas mengenai pembagian-pembagian strukturnya, yaitu:
a)      Pendahuluannya terdapat ucapan Ilahi kepada Maleakhi (1:1).
b)      Pertama yaitu Tuhan mengasihi Israel (1:2-5).
c)      Kedua yaitu teguran bagi umat yang mencemarkan nama Tuhan (1:6-2:9).
d)     Perbantahan ketiga yaitu teguran kepada rakyat yang tidak peka dan tidak setia (2:10-16).
e)      Keempat yaitu keadilan Tuhan dan pemurnian umat-Nya (2:17-3:5).
f)       Kelima yaitu panggilan pertobatan (3:6-12).
g)      Keenam yaitu teguran tentang ucapan yang melawan TUHAN (3:13-4:3).
h)      Penutup berisi tentang kembali pada perjanjian dahulu dan respon positif kepada Elia (4:4-6).

7.      Kondisi Pemerintahan dan Keagamaan.
Kondisi pemerintahan pada itu sepertinya umat Allah sudah lepas dari masa pembuangan. Saat kembalinya umat Allah dari pembuangan di Babel dan Persia, umat Allah diijinkan pulang ke negerinya. Saat pulang kenegerinyalah umat Allah mulai dalam masa pemerintahan Nehemia. Dalam masa pemerintahan Nehemia menjadi gubernur, Bait Allah dibangun kembali dan Ezra menjadi ahli kitab yang mengajarkan umat dan para imam lainnya. Setelah pelayanan keduanya (Ezra dan Nehemia) selesai maka Maleakhi diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan isi hati Tuhan kepada umat-Nya. Sistem tata ibadah keagaman umat ternyata tidak seperti yang diajarkan oleh Ezra ahli Kitab itu. Para imam yang sudah diajarkan akhirnya berlaku kurang ajar terhadap Tuhan, berlaku serong dan menghancurkan hati Tuhan. Maka Tuhan Allah menyerukan firman-Nya melalui nabi Maleakhi. Sistem tata ibadah yang demikian tidak berkenan dihadapan Allah. Berbagai tindakan yang kurang disiplin hukum Allah. Umat mempermalukan nama Tuhan, umat tidak hormat kepada nama Tuhan, nama Tuhan tidak diindahkan, nama Tuhan tidak lagi dihirau, nama Tuhan dianggap remeh. Dengan cara apakah? yaitu dengan cara membawa korban yang cemar kepada Tuhan, korban cacat kepada Tuhan, korban najis kepada Tuhan. Inilah berita yang kita dengar dari kitab Maleakhi ini. Sistem ibadah yang Tuhan inginkan bukan demikian, Allah menginginkan ibadah yang sejati dari umat-Nya, Allah menginginkan korban yang sejati, cinta yang sejati, kesungguhan yang sejati, perpuluhan yang sejati, itulah yang Tuhan harapkan.

8.      Nabi menyuarakan pesan Tuhan kepada umat-Nya.
Maleakhi dipakai Tuhan Allah dengan hebat dalam pelayanannya sama seperti nabi-nabi sebelum dia, Allah melihat kesungguhan hatinya, maka Allah memilih dia untuk menyuarakan berita kepedihan hati Tuhan. Benarkah Allah itu pengasih? benar, benarkah Allah itu adil? Benar. Maka oleh sebab hanya Dia yang penuh kasih dan penuh keadilan maka Allah menjadi yang penuh kasih dan Allah juga menjadi hakim yang adil. Suatu penekanan yang keras dalam setiap penyampaian firman Tuhan kepada umat oleh Maleakhi, suatu sikap yang tegas dan tanpa berkompromi terhadap ketidakbenaran yang dilakukan umat. Namun ada kalanya Allah memperlakukan umat-Nya dengan nasihat yang lembut. Dua sifat Allah yang terlihat keras dan lunak ini menggambarkan bahwa Allah penuh kasih dan adil kepada umat-Nya. Dalam kitab Maleakhi Allah seringkali melakukan tanya jawab kepada umat agar mata jasmani dan rohani umat terbuka lebar dan melihat Allah dengan jelas melalui firman-Nya, sehingga mereka harus kembali kepada Allah. Maleakhi memberikan suatu perintah dan suatu peringatan yang keras supaya para imam dan umat kembali sungguh-sungguh kepada Tuhan Allah. Dengan aturan yang sesuai dengan kitab Taurat sebagaimana jalannya ibadah dan kehendak Allah dalam Taurat. Dalam nubuatan kitab Maleakhi adakah unsur nubuatan mengenai Mesianik? Ada. Buktinya mana? baik kita akan melihat suatu bukti bahwa adanya unsur nubuatan Mesianik dalam Kitab Maleakhi. Dalam pasal 3 ayat 1,2. Dalam ayat itu Allah berterus terang mengenai kedatangan Yohanes Pembaptis yang akan mempersiapkan jalan untuk Mesias. Meskipun tidak ada hubungannya antara arti dari nama Yohanes Pembaptis, namun apabila kita melihat nubuatan yang sudah terjadi maka kita akan memahami bahwa Yohanes Pembaptislah yang dimaksudkan utusan itu, dan Malaikat Perjanjian yang ditunggu-tunggu itu adalah Kristus/Mesias yang Allah janjikan. Oleh sebab Ia dijanjikan maka Allah menyebut Dia Malaikat Perjanjian.

9.      Kesimpulan.
Pelayanan Maleakhi sebagai nabi membuat mata kita orang Kristen terbuka lebar-lebar bahkan hampir keluar kiranya karena melihat sesuatu yang terjadi antara umat dan Allah. Nabi dengan berani menyuarakan tentang suatu berita isi hati Tuhan adalah nabi yang seperti Maleakhi yang dengan jujur. Pelayanan nabi Maleakhi memberikan suatu bidang mata pelajaran yang khusus kepada kita hari ini dimana kita dapat melihat semua tindakan, semua perilaku yang disembunyikan, semua tindakan moral yang imoral, semua kebenaran yang disalahgunakan, semua kasih yang salah dilaksanakan, ketahuilah tidak ada yang tersembunyi dihadapan Allah. Persembahan mu, pemberian mu, tulus dan iklaskah? Sejatikah engkau memberikannya? Damaikah hati mu memberi kepada Tuhan tentang segala korban mu? Sesungguhnya Allah tidak berkekurangan, Sesungguhnya Allah tidak miskin, dan sesungguhnya juga Allah tidak kurang makanan dan minuman dan segala uang emas dan perak. Tetapi kenapa Allah menginginkan persembahan yang terbaik? Karena Allah hanya ingin melihat cinta umat-Nya kepada Dia seberapa tuluskah semua yang dilakukan itu. Oleh sebab Allah ingin manusia mengasihi Dia maka Dia berkata Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap akal budi mu, segenap jiwa mu, dan dengan segenap kekuatan mu. Kata segenap yang Allah maksud adalah suatu kata yang mempunyai arti luas yaitu diantaranya adalah semuanya, sebanyak-banyaknya, setulusnya, seiklasnya, sesejatinya itulah yang Allah kehendaki dari umat-Nya. Orang Kristen mengasihi Tuhan? Apakah itu ucapan yang jujur menurut diri orang Kristen? namun dalam kejujuran tersembunyi dusta dimulut, mengatakan aku mengasihi Allah supaya dilihat rohani, supaya dilihat lebih berkenan kepada Allah? Allah tidak dapat ditipu, mungkin engkau menipu sesamamu, tetapi engkau tidak dapat menipu Allah yang jujur dan adil, yang terbuka, yang maha hadir. Jikalau zaman ini orang Kristen sama keadaannya seperti umat dalam kitab Maleakhi ini, bertobatlah dan kembalilah kepada Allah!, jikalau pendeta-pendeta berlaku serong dan kurang ajar seperti para imam dalam kitab Maleakhi ini bertobatlah!, jikalau mahasiswa berlaku seperti umat dalam kitab Maleakhi ini bertobatlah engkau!, jikalau dosen-dosen seperti para pengajar-pengajar yang tidak bertanggung jawab atas setiap ajarannya bertobatlah, jikalau semua kita yang ada didalam ruangan ini berlaku sama seperti semua peran orang-orang dalam kitab Maleakhi ini bertobatlah dan kembalilah kita kepada Allah dengan mengasihi Allah sungguh-sungguh, memberikan dan mengembalikan apa yang layak Allah terima sebagaimana kita terima dari Allah, dan dengarkan Dia berbicara sebab firman-Nya sejati dan memberikan kemakmuran serta damai sejahtera kepada kita semua, sehingga kita boleh layak menerima cinta kasih dan disiplin dari Dia. Amin.



[1] Alkitab Electronic Sabda, 2008, Pendahuluan & Garis Besar Tafsiran Wycliffe (Pendahuluan – Maleakhi),  YLSA/Yayasan Lembaga Sabda, Surakarta: Jawa Tengah, Buku Topik (1/26).
[2] Frank M. Boyd. A.B, 1999, Kitab Nabi-nabi Kecil, Gandum Mas (Malang), Hal. 170.
[3] Donald C. Stamps, M.A., M.Div. dan Tim Editor, 2006, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas: Malang, Hal. 1480.
[4] C. Hassel Bullock, 2002, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama, Gandum Mas: Malang, Hal. 460.
[5] Leon J. Wood, 2005, The Prophets of Israel, (Gandum Mas: Malang), hal. 544.
[6] Ibid, 544.

Senin, 18 November 2013

Saat Paling Sendiri, Oleh Ryan Frinandoe.


Saat Paling Sendiri
 
            Eloi, Eloi lama sabakhtani? Ucapan teriakan ini keluar dari mulut Sang Juruselamat dunia, suatu makna yang dalam dan paling mengerikan hingga sulit dimengerti sepanjang sejarah adalah makna dari arti kata teriakan Tuhan Yesus Kristus dikayu salib dengan bunyi “Eloi, Eloi lama sabakhtani?.” Saat-saat dalam keadaan dimana semua orang telah melihat Juruselamat yang tergantung dikayu salib, kini tibalah saatnya Tuhan Yesus dalam keadaan yang paling sendiri, yang paling sedih, yang paling sepi, yang paling menderita dari segala zaman ke zaman bahkan saat yang paling sendiri dari segala kesendirian manusia. Perkataan ini seringkali ditafsirkan bahwa Tuhan Yesus berkata demikian karena Allah Bapa meninggalkan Dia dan Roh Allah yang ada pada-Nya kini mulai naik ke Sorga meninggalkan Dia.
            Teriakan ini paling sedih, paling pahit, tidak ada yang membela Dia, murid-murid pun pergi meninggalkan Dia sehingga Ia seorang Diri, dimanakah murid-murid-Nya? Apakah begitu sikap murid terhadap Guru yang Agung dari segala yang agung? Mereka meninggalkan Dia, bagaimana dengan kedua penjahat? Mereka pun turut menghina Tuhan Yesus, tetapi Tuhan Yesus diam dan tidak berkata apa-apa, tidak ada firman yang keluar saat itu setelah Ia berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani?. Semua orang yang ada di bawah kayu salib menghina Dia, hingga muncullah kalimat yang keluar dari mulut bangsa-Nya sendiri, umat-Nya sendiri demikian bunyinya: Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diriMu!”. Mereka kemudian mengolok Dia, menghina Dia, melecehkan nama baik-Nya, mereka meninggalkan Tuhan mereka sendiri yang berkorban bagi mereka, mereka tidak sadar bahwa Dialah yang ditunggu-tunggu, dinanti-nanti selama berabad-abad hingga hari ini. Saat semua meninggalkan Dia, murid-murid yang tadinya setia kini berubah setia, mereka pergi karena merasa kecewa terhadap sang Juruselamat yang tersalib. Saat paling sendiri inilah adalah hal yang paling tidak nyaman, saat dalam paling sendiri inilah adalah ketika Dia menahan kedua tangan yang terpaku dengan kejam dan hebat, saat paling sendiri ini juga Dia harus menahan kesakitan yang yang Dia terima dari Allah. Begitu kejam, begitu hebatnya siksaan yang harus ditanggungNya sehingga Ia harus berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani? Teriakan yang berkumandang dijalan-jalan, dibelokan-belokan, di bait Allah, dirumah-rumah, di kota-kota kini mulai berteriak disalib dengan keadaan paling sendiri serta ditelanjangi dan dan dipermalukan dengan kepedihan yang mendalam sehingga Ia harus teriak Eloi, Eloi lama sabakhtani?
            Marthin Luther seorang tokoh reformasih abad pertengahan pernah selama 3 jam duduk didepan meja belajarnya hanya memikirkan kalimat teriakan Tuhan Yesus “Eloi, Eloi, lama sabakhtani? Setelah 3 jam berakhir dan duduk diam, akhirnya dia berdiri mengetok mejanya dengan keras dan berteriak dalam ruangannya dengan teriakan: “Ya Tuhan bagaimana mungkin Allah meninggalkan Allah, siapakah yang dapat memikirkan Allah meninggalkan Allah?” sampai ia mati ia tidak tuntas memikirkan dan menafsirkan kalimat teriakan Tuhan Yesus. Masuk kepada abad 20 ini seorang tokoh reformasi abad 20 bernama Pdt. Dr. Stephen Tong, dalam bukunya yang berjudul 7 Perkataan Salib didalam buku itu ia mengatakan: “Saat sendiri itu Ia harus berteriak dengan kalimat Eloi, Eloi lama sabakhtani?, dalam kalimat itu nyata dan terlihat paling mengerikan, saat semua kutukan manusia, kebejadan, zinah, tipu muslihat, dosa, pemberontakan terhadap Allah, dan dosa percabulan, semua itu ditanggungkan Allah kepada-Nya yang seharusnya diterima oleh manusia semua hukuman murka Allah itu. Semua itu Yesus sudah ambil keputusan bahwa agar manusia bisa diperdamaikan kembali dengan Allah Bapa maka Ia harus menjadi ganti manusia untuk menerima hukuman murka Allah, maka Ia berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani? Maknanya ialah bahwa Allah tidak rela melihat Anak-Nya sendiri disiksa oleh ciptaan-Nya, sehingga Allah Bapa memalingkan muka-Nya dari pandangan-Nya kepada Putera-Nya, inilah yang menyebabkan Tuhan Yesus berteriak Eloi, Eloi lama sabakhtani?”. Makna yang dalam bagi keKristenan sepanjang sejarah bahwa Yesus Kristus pernah disalib, bahwa Tuhan Yesus pernah berkata Eloi, Eloi lama sabakhtani. Kalau Tuhan Yesus tidak melakukan demikian mungkin kita akan berteriak selamanya dalam kerajaan maut untuk memohon pengampunan, Dia teriak demikian agar manusia tidak berteriak menganggap Allah meninggalkan dia.
            Banyak orang Kristen tidak mengerti hal ini, kalimat ini tidak dimengerti oleh mereka sebab mereka tidak pernah mau belajar dengan baik tentang bagaimana makna tentang pengorbana di kayu salib, mereka hanya mencari Tuhan bukan mau Tuhannya. John Calvin berkata “Karya terbesar terbesar dalam hidup ini adalah pengorbanan Kristus dikayu salib”, namun orang Kristen seringkali salah, sebab mereka hanya tahu berkat dan berkat. Orang Kristen tidak akan mungkin menjual imannya jika ia tahu dan mengenal makna tentang salib Kristus, mereka yang menjual imannya kepada dunia ini adalah kebodohan yang sia-sia karena mereka tidak menghargai makna saat yang palin sendiri. Agar manusia bisa berhubungan dengan Allah Bapa kembali maka Ia berdoa dengan berkata “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”, inilah doa paling manis yang tak ada dalam ucapan guru-guru lain, tokoh-tokoh agama terkemuka di dunia selain dari Tuhan Yesus sendiri. Biarlah setelah menyimak artikel ini, renungkanlah makna salib Kristus dalam hidup kita, agar iman kita dan pengenalan kita kepada Dia tidak tergoyahkan oleh kuasa setan dan dunia, Amin.

Selasa, 12 November 2013

Renugan singkat mengenai Bersyukur VS Bersungut. Ryan Frinandoe.



Satu hal yang dapat menghilangkan perasaan yang menderita adalah bersyukur dalam segala hal. Yang dapat membuat hadirnya penderitaan adalah dimulai dari bersungut-sungut. Sungut-sungut akan membelenggu pikiran dan hati nurani sehingga tidak dapat berpikir bebas, tidak memberikan peluang bagi hati nurani untuk memberikan penjelasan lagi tentang bagaimana bisa membentuk langkah-langkah untuk menghilangkan perasaan yang sungut-sungut. Hanya karena sebab rasa bersyukur sulit dilakukan. Rasul Paulus mengatakan: “bersyukurlah dalam segala hal...” 1 Tesalonika 5:18. Keadaan yang bersyukur mengalahkan perasaan yang menderita, tekanan batin, sakit jiwa, sakit pikiran, depresi. Bersyukur kepada siapa? Hanya kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan pengajaran yang bersifat komprehensif (luas) yang tidak ada dalam buku-buku lain selain dari Alkitab saja. Alkitab menjawab penderitaan yang dirasakan oleh manusia, Alkitab memberikan solusi, Alkitab memberi motivasi yang begitu hebat, Alkitab memberikan jawaban atas setiap pertanyaan mengapa harus ada penderitaan, mengapa harus bersyukur. Mengapa harus begini dan begitu maka Alkitab menjawab. Inilaha hebatnya Firman Allah semesta alam, Firman Allah atas segala sesuatu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus saya berkata bagi kita sekaliannya “hanya rasa yang bersyukur dapat mengalahkan perasaan yang bersungut-sungut” amin.

Datang Kosong, Pulang Kosong. Oleh Ryan Frinandoe



Ayub 2:21 

Seorang bayi keluar dari kandungan ibunya,kita tak pernah melihat ia tiba-tiba memakai baju dan menggunakan celana atau pakaian, tetapi ia malah menangis dan keadaan yang telanjang. Secara umum kita tidak bisa membedakan bayi itu mengapa ia menangis saat keluar dari kandungan ibunya, kita perlu bertanya apakah ia sedang bahagia dan terharu atau sedih dan tidak mau menerima keberadaanya di dunia? Inilah yang dimaksud datang kosong dan pulang kosong, artinya datang ke dunia tidak membawa apa-apa, kemudian pulang pun tak membawa apa-apa. Ayub ketika mengalami ujian yang Tuhan ijinkan terjadi padanya, telah mengatakan dalam ayat ini bahwa dengan telanjang ia keluar dari kandungan ibunya, dan dengan telanjang juga ia akan kembali kepada Tuhan. sesungguhnya tak ada yang dibanggakan dengan adanya harta berlimpah dan kekayaan atau kehidupan yang mewah. Ayub ketika menjalani penderitaan yang ia alami, semua hartanya habis bahkan, hanya saja nyawanya yang belum habis. Namun ketika mengalami penderitaan yang berat Ayub bukanlah semakin ia menjauh dari pada Tuhan, tetapi malah ia berseru “Terpujilah Tuhan”. dalam hal ini Ayub menjadi orang yang sabar dan sepenuhnya menaruh harapannya kepada Tuhan, jadi bisa dikatakan terserah semuanya pada Tuhan, apapun yang terjadi biarlah Tuhan yang melakukan kehendak-Nya. Kita mau belajar dari cara Ayub memandang Tuhan, dan kita tidak perlu kuatir tentang hidup, saat kita mati haruskah kita membawa harta kita dan menaruhnya bersama dengan jasad kita dalam liang kubur? Jawabannya tidak, mengapa? karena kita datang dengan cara yang kosong maka oleh sebab itu saat kita kembali dan Tuhan menjemput kita pun kita harus pulang dengan tidak membawa apa-apa. Belajarlah dari kehidupan Ayub yang juga menaruh penharapannya sepenuhnya kepada Tuhan, maka kita akan menjadi orang yang berbeda dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Senin, 11 November 2013

Tidak Berguna Menjadi Berguna Filemon 1:11-14, Oleh: Rian Frinandoe

Tidak Berguna Menjadi Berguna


Pendahuluan.
            Ketika seorang ibu sebentar lagi melahirkan seorang anak, ayah sudah menunggu kehadiran anaknya. Sebelum kelahiran anak keduanya, kedua sepasang suami istri pastinya sudah menentukan dan merencanakan sesuatu terhadap anak yang ada dalam kandungan. Mereka punya harapan yang indah untuk anak, segala macam cara dan langkah-langkah dilakukan untuk mempersiapkan masa depan anak. Ketika anak sudah lahir, maka kegembiraan dan rasa terharu begitu luarbiasa diantara keduanya, ada damai sejahtera yang mereka rasakan, kini mereka mempunyai anggota keluarga yang baru yaitu bayi yang dilahirkan. Tanggung jawab sudah mulai dijalankan sebagai orang tua, anak menikmati tanggung jawab itu. Sebagai orang tua juga anak ada dalam kendali mereka, anak di didik, anak dilatih dan diberi pendidikan, semakin besar dan bertambah usianya anak yang dididik sedemikian rupa hingga telah menikmati tanggung jawab orangtua yang baik. Namun heran tiba-tiba berubah perlahan sikap dan karakternya, mungkin disebabkan oleh lingkungan dan pengaruh pergaulannya. Orangtua mulai merasa sedih, akhirnya marah-marah dan salah mengendalikan. Anak mulai dikutuk, disumpah segala ini macam dan itu macamnya. Hingga pada akhirnya keluarlah dari mulut kedua orangtua yang mengatakan “anak tidak berguna.” Ini adalah kalimat yang paling kejam, ini adalah kalimat yang menusuk yang keluar dari hati nurani dan pikiran orangtua. Kalimat semacam ini menusuk jantung dan hati sang anak, ia terluka, ia sedih, pikiran dan hati nuraninya mulai dirusak, jiwanya tidak karuan, hanya karena suatu kata-kata “anak tidak berguna”, ditambah lagi dengan segala kata-kata yang mengutuk ini akan menambah luka yang begitu serius didalam batinnya. Maka anak memilih jalan keluar untuk mengatasi hal semacam itu dengan bertindak “keluar dari rumah dan jauh dari orangtua.”
Perkara seperti ini sudah sering terjadi, namun berbeda halnya konteks dan kejadian seperti dialami oleh Onesimus yang adalah seorang budak Filemon. Kita akan belajar sedikit dari tema yang sudah ada yaitu yang tidak berguna menjadi berguna. Kita juga akan belajar dari Paulus cara mendidik yang baik tentang bagaiman ia menjadikan Onesimus yang dahulunya tidak berguna bagi Filemon kini menjadi berguna. Hanya ada 2 point yang akan dibahas dan dipelajari saat ini yaitu sebagai berikut.

1.      Paulus menganggap Onesimus sebagai buah hatinya (ayat 11-12).
Sepanjang sejarah Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Paulus memiliki seorang kekasih, dan seorang anak dari hasil perkawinan. Jika ada cerita yang mengatakan bahwa Paulus mempunyai kekasih itu hanyalah suatu kebohongan, semua berita tentang rasul dan Tuhan kita harus kembali meninjau dan meneliti kebenaran Alkitab yang diwahyukan Tuhan Allah. Sebenarnya Onesimus ini adalah budak dari seorang yang bernama Filemon, Filemon adalah teman sekerja Paulus. Onesimus pernah bekerja kepada Filemon sebagai budak, Filemon adalah orang Kristen yang kaya di Kolose, jadi kebudayaan disana orang kaya mempunyai budak sebab ia mampu membayar budaknya. Onesimus melarikan diri dari Filemon ada beberapa sebab kemungkinan yaitu Onesimus berhutang kepada Filemon, tidak terlalu jelas tentang hutang dari Onesimus ini. Tetapi Alkitab hanya mencatat ia punya hutang terhadap tuannya Filemon. Onesimus melarikan diri ke Roma dan disana ia bersama Paulus dipenjara, dalam penjara itu Onesimus sebagai seorang budak pelarian yang sudah tidak berguna lagi, sebab Filemon sudah tidak mencarinya lagi, namun hak budak Onesimus sebagai budak itu masih. Dalam keadaan Onesimus yang tidak berguna ini, Paulus bersedia untuk mendidiknya dan menjadikan Onesimus menjadi anak yang berguna. Kesetiaan Paulus dengan rela mengajarkan dan mendidik dengan kasih sayangnya begitu luarbiasa, Paulus yang mempunyai sikap semacam ini membuat dirinya harus menjadikan onesimus sebagai buah hatinya. Dalam ungkapannya diayat ini ia begitu mempunyai kasih sayang yang besar terhadap Onesimus.
Dalam menjalani kehidupan sebagai orang yang sudah Kristen kita harus mempunyai sikap yang mau memperbaharui, mau mendidik, dan mau mengajar dengan bijaksana Allah. Janganlah kiranya kita menganggap orang yang sedang kita ajarkan atau orang yang sedang tinggal bersama kita kemudian ada sikapnya yang kurang baik dan tidak sopan serta bijaksana, oleh sebab perilaku yang begitu dan begini akhirnya membuat diri ini memandang oranglain tidak berguna dan tidak ada gunanya sama sekali kemudian pada akhirnya orang itu kecewa sehingga kita melukai hatinya. Ada satu filsafat dari orang Stoic yang berbunyi demikian “semua manusia itu sama, saya harus sayang kepada budak saya sebab dia bekerja untuk saya”, filsafat semacam ini mempengaruhi seluruh pandangan manusia diseluruh dunia entah bagaimana mereka dapat mengeluarkan kalimat ini padahal saya pikir mereka tidak pernah belajar tentang Alkitab. Tetapi mengapa kita yang belajar Alkitab seringkali mengabaikan moral semacam ini, dengan memandang orang lain tidak penting jadi hanya kita yang penting, ini salah besar. Kekristenan mengalami kecelakaan yang serius apabila mempunyai konsep yang tidak dapat memandang orang lain sama dimatanya sama seperti manusia di mata Tuhan tetap sama. Kekurangan dan kelebihan diri seseorang boleh membedakan dia dengan yang lain. Tetapi apabila kita sebagai orang Kristen yang mempelajari dan meneliti bijaksana Allah, kita harus tahu bahwa Allah memandang semua manusia sama. Manusia semua berdosa tidak ada yang kudus dan suci sekalipun siapa saja dia yang menganggap dirinya suci dia tetap berdosa dihadapan Allah, maka jangan berlagak sombong sehingga menganggap orang lain tidak berguna. Biarlah kita mengubah yang tidak berguna menjadi berguna serta kita harus mempunyai filsafat yang paling bijaksana dari filsafat yang lain seperti Stoic. Stoic menyayangi budaknya, tetapi ada yang lebih tinggi dari itu, yaitu dengan menganggap siapa pun dia yang bekerja untuk kita, Paulus memberi teladan agar kita menganggap dengan tulus dan ikhlas kepada orang itu dengan memberikan julukan sebagai buah hati.


2.      Kini Onesimus menjadi orang paling penting/berguna (ayat 13-14)
Setelah menerima didikan dan pengajaran sampai-sampai Onesimus pun bertobat dengan sungguh-sungguh, mulai dari saat itu ia sudah menerima pengajaran dari Paulus. Paulus mengajarkan Paulus seperti seorang bapa yang mendidik anaknya dengan cinta kasih. Cinta kasih yang ditanamkan Paulus ini adalah cinta yang berasal dari Tuhan Yesus bagaimana ia pernah mengalaminya. Paulus kini menjadikan Onesimus menjadi orang yang berguna dan sangat penting. Terkhususnya Paulus sudah mengajarkan Onesimus tentang mata kuliah Teologi, bagaimana Kristologi yang benar, bagaimana tentang Allah Tritunggal, Roh Kudus dan teologi lainnya. Oleh sebab didikan Paulus yang begitu telah menyatu didalam diri Onesimus maka Paulus sangat menginginkan juga Onesimus agar tetap tinggal bersama dia agar diberikan tugas untuk pemberitaan Injil Kristus kepada banyak orang. Onesimus menjadi orang penting bukan karena Paulus tetapi dengan apa yang Paulus ajarkan mengenai Injil Kristus, jadi Injil Kristuslah yang mengubah dia menjadi orang yang berguna dan penting membawa kabar baik. Tuhan memakai diri Paulus atas dasar cinta kasih Kristus yang begitu dalam sehingga ia mampu mendidik dan menyampaikan rahasia Injil kepada Onesimus.
Sesungguhnya dalam kehidupan ini kita perlu bertanya dan mau belajar untuk dididik menjadi orang Kristen yang sejati. Saya melihat banyak orang-orang kaya yang hampir tidak perduli terhadap pembantunya (budak), bahkan banyak budak-budak perempuan disiksa contohnya para TKI, demikian pula sama dengan kaum pria yang memiliki pekerjaan sebagai budak. Mereka yang kaya tidak mau memahami betul bagaimana ia mendidik pembantunya padahal pembantu yang tinggal bersama dia telah menolong dia untuk mengerjakan segala sesuatu yang ia tidak bisa lakukan. Orang-orang kaya harus mengasihi budaknya, sebaliknya budak pun juga harus memiliki cinta kasih kepada tuannya. Dengan jalan saling memiliki cinta kasih maka hidup mereka didalam rumah akan berjalan harmonis. Hanya larangan yang paling berat celakalah para suami yang mencoba mengawinkan dirinya dengan budaknya sementara ia sudah mempunyai istri, sebaliknya juga perempuan tidak boleh bertindak yang kurang ajar. Kita kadang tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan para budak, banyak orang memandang haknya lemah dan tidak jauh lebih penting. Celakalah kita yang menganggap mereka demikian, ketahuilah siapa tahu Tuhan yang sebagai pencipta itu menetapkan dia sementara sebagai budak kemudian berjalannnya waktu suatu hari ia akan menjadi orang yang paling lebih penting dari kita. Onesimus seorang budak, kini Tuhan mengubah mata Filemon tuannya dan mengubah sistem berpikir dari Filemon yang menganggap Onesimus itu tidak berguna, kini Tuhan mengubah hidup Filemon. Karena demikian pentingnya kehadiran Onesimus didalam penjara sampai ia bertobat betul-betul sampai-sampai Paulus hendak menahan Onesimus, Paulus tidak meminta Filemon untuk hadir bersama Paulus tetapi Paulus mengharapkan Onesimus juga untuk tugas pemberitaan Injil. Sebagai orang Kristen kita harus belajar dari sistem pekerjaan Paulus untuk mengubah pola pikir kita yang salah mengenai hak budak. Dalam ayat 14 Paulus begitu dengan rendah hati, karena ia tidak egois dan sebagaimana aturan zaman itu bahwa tuan yang mempunyai budak tidak boleh memberikan budaknya kepada orang lain tanpa ijin. Paulus begitu sopan dengan rendah hati ia berbicara dalam suratnya kepada Filemon.
            Kitab Filemon ini mempunyai tema tersendiri yang diberi oleh para sarjana teologia dengan tema “Kasih Persaudaraan.” Hidup Kekristenan harus mempunyai suatu pikiran dan konsep yang mendalam tentang bagaimana kita sudah menerima janji yang mutlak dan perintah yang tak dapat digugat yaitu kasihilah sesama mu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Perkataan yang terlontar dari mulut Tuhan kita telah memperbaharui pikiran-pikiran manusia, bahkan seringkali tidak bisa masuk diakal manusia bagi mereka yang tidak mengenal firman Tuhan Yesus. Semua orang bisa berbuat baik? Bisa, semua orang bisa mengasihi? Bisa. Tetapi saya berkata didalam nama Tuhan Yesus untuk kita semua, siapapun mereka, agama apapun mereka, mereka harus memiliki Yesus Kristus didalam hidupnya. Dengan Kristuslah maka kita bisa memiliki kasih yang luar biasa dari kasih-kasih yang lain. Janganlah kita cepat-cepat menganggap orang yang dekat dengan kita itu bahwa ia tidak penting, konsep macam ini apabila ada dalam Kekristenan maka kita akan dicela, Tuhan kita dihina. Orang Kristen harus bangun... bangun !!! maka kita tahu salahnya dimana, kita harus dibangun, bagaimana kita dibangun? Kita harus dibangun, setelah dibangun maka kita harus kembali kepada Allah. Kasih persaudaraan begitu luar biasa apa yang kita ambil dari teladan rasul Paulus. Dengan rela dan ikhlas mendidik dan mengajar orang yang dahulu tidak berguna kini ia menjadi berguna dan sangat penting. Mungkin saja Onesimus lebih penting dari Filemon. Namun Paulus tidak memandang demikian sebab Yesus telah berkata kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Amin Firman Tuhan.