Kamis, 19 September 2013

Yesus Berjalan Diatas Air Versi Injil Yohanes, Menurut Ryan.F


Pendahuluan
   Yesus Kristus adalah seorang tokoh Alkitab yang memiliki sejarah yang sangat besar pengaruhnya pada saat zaman kekaisaran Roma di mana pada zaman itu Yerusalem dan orang-orang Yahudi dikuasai oleh kekuasaan Romawi. Orang-orang Yahudi telah ribuan tahun menunggu kedatangan Mesias yang dijanjikan dalam kitab-kitab nubuatan PL. Saat Yesus memulai pelayanan-Nya ada banyak orang Yahudi telah bertobat dan mengikuti ajaran-Nya yang disertai dengan tanda-tanda heran. Namun di sisi lain banyak pula orang Yahudi yang menolak Dia sebagai Mesias. Surat Injil Yohanes menuliskan ada banyak ahli-ahli taurat yang tidak suka kepada Yesus dan pengajaran-Nya, kemudian yang membuat mereka tidak senang kepada-Nya adalah karena Ia seringkali mengecam ahli-ahli taurat bahkan orang-orang golongan Farisi. Sejarah Alkitab mengatakan bahwa Yesus memiliki ke 12 murid yang telah dipilih-Nya untuk menjadi pengikut-Nya. Dari ajaran Yesus memberi dampak hampir separuh dunia mengetahui bahwa Yesus adalah seorang sosok yang berpengaruh, bahkan pada masa zaman ini pun pengaruh ajaran Yesus lebih meluas dari sebelumnya.
            Injil Yohanes ini ditulis dalam bahasa Yunani pada tahun 80-90 M, karena pada zaman itu ada banyak orang-orang Yahudi yang kehilangan identitasnya sebagai warga negara kerajaan Israel telah menganut sistem kebudayaan Yunani, sampai-sampai mereka telah lupa dengan bahasa mereka sendiri. Oleh sebab itulah Yohanes seorang murid Yesus ini menuliskan Kitab Injil kepada orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani bahkan orang-orang Yunani sekalipun agar mengetahui jalan keselamatan itu hanya ada dalam Yesus Kristus.


                                                                                                                                




BAB I
SIAPA SEBENARNYA YESUS

A.    Yesus adalah Anak Allah.
Secara logika manusia, bagaimana mungkin Allah bisa mempunyai Anak apabila Dia tidak beristri. Pertanyaan semacam ini telah mengguncang iman orang percaya pada masa gereja mula-mula dan bahkan masih saat ini pertanyaan yang serupa itu seringkali membuat orang-orang percaya meragukan Yesus sebagai Tuhan. Dari pertanyaan semacam ini, para ahli teologia telah membuktikan dan memberi jawaban atas pertanyaan itu, masih saja orang-orang yang memberi pertanyaan itu belum juga percaya siapa sebenarnya Yesus. Telah banyak pula jawaban-jawaban dari kalangan orang-orang awam yang mendukung jawaban para pakar ahli teologi dengan mengemukakan kesaksian-kesaksian mengenai siapa Yesus sebenarnya. Pertanyaan mengenai siapa Yesus sebenarnya telah membuahkan hasil yang kontroversial dalam dunia ini, ada banyak orang telah merendahkan derajat Yesus, dan melecehkan Dia bahwa Dia bukan Tuhan. Pertanyaan ini muncul bukan saja setelah kematian-Nya, tetapi pada masa Ia hidup dan saat dalam pengadilan dihadapan mahkamah agama pun seorang ahli taurat menanyakan apakah Dia anak Allah? Yesus berkata Seperti yang engkau katakan (lukas 22:70; Yoh. 19:7). Pengakuan yang keluar dari mulut Yesus tentang diri-Nya adalah perkataan yang Kudus, namun masih banyak di antara mereka mengatakan bahwa Ia telah menghujat Allah. Yesus telah menyatakan siapa diri-Nya, dan orang percaya pun telah menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah yang hidup.
1.      Dari mana Kuasa Yesus?
Kuasa Yesus seringkali disalahpahami dan disalahmengerti oleh sebagian orang-orang Yahudi. Sewaktu Yesus mengusir roh jahat dari seorang yang kerasukan setan, ada diantara orang-orang itu mengatakan bahwa Yesus mengusir roh jahat itu atas kuasa Beelzebul (Luk. 11:14-23). Ini menandakan bahwa adanya keraguan-keraguan orang banyak mengenai kuasa Yesus, tapi dengan tegas Yesus mengatakannya kepada mereka dalam Lukas 11:18. Benar apa yang diungkapkan Yesus, bahwa bagaimana mungkin kerajaan itu bisa bersatu apabila mereka saling melawan anggotanya sendiri. Orang percaya mempunyai dasar yang kuat mengenai kuasa Yesus, karena memang apa yang pernah Yesus katakan bahwa Dia bukan berasal dari dunia ini (Yoh. 18:36). Orang percaya terkadang masih meragukan kuasa Yesus, akibat dari keraguan inilah timbulnya rasa kurang percaya bahwa Tuhan sanggup. Iman kekristenan akan semakin rendah kualitasnya apabila tidak memiliki dasar yang mendalam pengenalan akan Kristus. Jadi tidak heran biasanya seseorang diperhadapkan dengan masalah yang seperti ini imannya dapat tergoncang bahkan tidak lagi menganggap Yesus sebagai Tuhannya. Pdt. Nehemiah Mimery mengatakan dalam bukunya pada waktu terjadi krisis, maka iman seseorang mudah goncang, iman orang akan goyang. Goncang atau goyang disebabkan karena tidak berdiri teguh pada dasarnya.[1] bisa saja kita meragukan dari mana kuasa Yesus itu, padahal kita sudah mempunyai dasar yang kuat mengenai kuasa-Nya. Tetapi masih saja ada keraguan dan tidak dewasa iman maka kita akan goyang dan gampang dijatuhkan oleh masalah yang kita hadapi, jadi keraguan dan kebimbangan atau bahkan kurang percaya itu merupakan masalah juga bagi kita.
2.      Percaya apabila adanya fakta
Apabila seseorang berada dalam rumah dan tidak tahu kondisi cuaca yang akan terjadi menimpa tempat kediamannya pasti saja ia akan merasa tenang. Tiba-tiba datanglah seorang sahabatnya mengatakan bahwa angin topan akan bersiap melintasi bagian daerah mereka. Namun masih saja dia kurang percaya bahkan menyuruh sahabatnya untuk pulang, karena tidak dihiraukan maka sahabatnya pulang dan mengasingkan diri ke daerah yang tidak akan dilintasi oleh angin topan itu. Sewaktu ia sedang keasikan nonton ia mendengar bunyi yang dasyat dan ia ketakutan, 2 menit setelah kepergian sahabatnya itu angin topan menghantam rumahnya hingga roboh dan ia mati tertindih oleh bangunan rumahnya sendiri. Seringkali kita juga demikian, akibat karena tidak percaya kita akan Yesus maka kita akan membinasakan diri dan iman kita sendiri. Seringkali Yesus menunjukkan kuasa dan mujizat-Nya ketika ia menyembuhkan orang-orang sakit dan hal itu dilihat oleh semua murid-Nya. Namun ada beberapa dari mereka yang masih kurang percaya akan setiap perkataan-Nya, seperti hal Thomas. Saya rasa Thomas tidak akan percaya sampai sekarang apabila Yesus tidak memintanya untuk memegang dan mengulurkan jarinya kedalam lambung Yesus, ketika melihat hal itu benar, maka ia percaya.
Orang-orang Yahudi banyak yang tidak percaya akan kebangkitan Yesus, seperti yang dikatakan oleh Pdt. Nehemiah Mimery bangsa Israel tidak mengerti hal-hal sorgawi. Mereka tidak mengerti siapakah Anak Allah. Dan mereka tidak juga mengerti apakah kebangkitan itu. Murid-murid Yesus pun telah mendengar Yesus berkata tentang kebangkitan-Nya, namun mereka tidak mengerti tentang kebangkitan itu sendiri.[2] Karena kurangnya rasa percaya akan kebenaran yang ada di dalam Kristus akan mengakibatkan orang itu kehilangan keselamatannya yang sudah Yesus berikan kepadanya.




















BAB II
YESUS BERJALAN DI ATAS AIR
YOHANES 6:16-21

A.    Latar Belakang
       Dalam kontek ayat ini, Yesus tidak bersama murid-murid-Nya dalam perahu. Dia memyuruh murid-murid-Nya untuk terlebih dahulu untuk mendahuluinya. Ada apa sebenarnya di balik cerita ini, mengapa Yesus tidak langsung ikut bersama-sama dengan murid-Nya untuk pergi ke menyeberang danau? Yesus secara langsung sudah mengetahui apa  yang akan terjadi pada murid-murid-Nya, sebab telah diyakin Yesus memiliki kekuatan yang luarbiasa untuk melihat hal apa yang akan terjadi ke depannya. Peristiwa ini terjadi sesudah Yesus memberikan makan lima ribu orang. Dalam Matius 14:22-23 dengan jelas bahwa Yesus menyuruh mereka untuk pergi terlebih dahulu sementara Yesus menyuruh orang-orang banyak untuk pulang kerumahnya masing-masing dan setelah itu Dia naik kesebuah bukit untuk berdoa. Ini artinya Yesus bukan saja menyuruh murid-murid untuk pergi dengan sembarangan tanpa alasan, tetapi Dia berdoa. Dave Hagelberg dalam buku tafsirannya mengatakan bahwa murid-murid mengalami kekecewaan karena Yesus tidak ingin menjadi raja saat itu.[3] Memang pada saat itu orang banyak ingin menjadikan Yesus sebagai raja dan penguasa atas Israel, sebab mereka ingin bebas dari penjajahan kerajaan Romawi. Kemungkinan juga bahwa dalam hati para murid mengalami kekecewaan. Tetapi dalam konteks ayat ini berbicara bahwa tidak didapati sedikitpun murid-murid mengalami kekecewaan, sebab mereka pergi terlebih dahulu dari Yesus itu bukanlah kehendak mereka sendiri melainkan kehendak dan atas perintah Yesus.
B.     Danau Galilea
Danau Galilea atau Danau Tiberias, adalah danau yang seringkali diceritakan dalam Alkitab PB mengalami suatu fenomena alam yang dasyat. Danau ini pernah mengamuk dengan gelombang yang besar disertai angin ribut dalam Matius 8:23-27. Angin ribut di danau Galilea bisa datang secara tiba-tiba. William Barclay mengatakan kejadian ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi di Laut Galilea (danau), hal ini disebabkan karena iklim yang cukup panas dan kadang-kadang bisa menimbulkan bahaya. Kalau ada angin yang bertiup dari arah barat, maka lembah dan alur-alur tersebut menjadi semacam terowongan angin raksasa yang menyalurkan angin kencang tersebut ke Laut Galilea. Angin yang terjadi itu kencang sehingga bisa menjadi angin puting beliung dalam sekejap saja.[4]
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/76/Sea_of_Galilee_%28panoramic_view%2C_ca._2006%29.jpg/2800px-Sea_of_Galilee_%28panoramic_view%2C_ca._2006%29.jpg Gambar. 01.  Danau Galilea.
C.    Murid-murid berangkat
       Ketika hari sudah sudah mulai malam murid-murid Yesus pergi melanjutkan perjalanan, namun mereka menyadari bahwa Yesus memilih untuk tinggal, kemudian Dia akan menyusul. Tidak diketahui secara pasti bahwa pada jam berapa mereka mulai berangkat menaiki perahu dan berlayar. Tetapi yang pasti mereka berangkat berkisar kurang lebih pada pukul 18.00. karena ayat itu menunjukkan ada kata “mulai” itu artinya malam yang baru saja tiba menjelang sore. Murid-murid pergi menuju ke Kapernaum, entah kenapa mereka memilih untuk pergi ke Kapernaum mendahului Yesus. kemungkinan besar sebelum mereka melanjutkan perjalanan, mereka sudah berkomunikasi dan sepakat dengan Tuhan Yesus untuk pergi ke Kapernaum, namun dalam ayat ini tidak diceritakan seperti demikian adanya.
D.    Laut sedang bergelora
       Dalam ayat ke 18 menceritakan secara singkat keadaan Danau Galilea yang sedang bergelora. Kata bergelora dalam bahasa Inggrisnya tempestuous, yang memiliki arti bergelombang hebat, galak, dan bergejolak. Ini artinya keadaan alam saat yang dihadapi murid-murid tidak mudah, kejadian angin ribut itu di Danau Galilea terjadi kembali sama seperti dalam kejadian yang pernah mereka alami ketika Yesus sedang tertidur dalam perahu saat angin ribut menghantam perahu mereka (Mat. 8:24-26). Namun dalam hal ini Yesus tidak bersama-sama dengan mereka. Karena kemungkinan besar Yesus masih dalam situasi berdoa. Sebuah tafsiran Alkitab mengatakan Ayat 18 melambangkan gangguan kesulitan hidup manusia.[5]
E.     Murid-murid ketakutan
       Sambil angin dan gelombang itu bergelora, mereka tetap mendayung untuk menuju ke seberang danau. Dalam ayat ke 19 ini mengatakan bahwa mereka sudah mendayung kira-kira sejauh 2 atau 3 mil jauhnya (2 atau 3 km). Yohanes tidak secara pasti berapa jauh sudah mereka mendayung, namun ia memperkirakannya bahwa 2 atau 3 mil sudah jauhnya mereka mendayung. Perkiraan ini tidak perlu dipertanyakan sebab mungkin saja karena hari sudah malam dan kemungkinan juga mereka tidak dapat melihat dengan jelas oleh karena angin ribut dan gelombang yang bergelora itu dengan sangat kencang. Sewaktu mereka mendayung, mereka melihat Yesus yang sedang berjalan di atas air. Sebelum Yohanes menulis kisah ini, kemungkinan juga Yohanes mengira itu bukan Yesus, tetapi hantu. Memang tidak secara detail dan jelas Yohanes menuliskan disini bahwa murid mengira itu hantu. Namun dalam Injil Mat. 14:26 dengan jelas mengisahkan kejadian itu bahwa mereka mengira Yesus itu hantu dan mereka takut. Dalam Injil Yohanes mengatakan mereka hanya ketakutan, bisa jadi mereka mengira Yesus itu hantu, sebab manusia dengan secara realitanya takut kepada hantu.
F.     Yesus Menyatakan diri-Nya
       Masih dalam keadaan ketakutan, Yesus langsung mengatakan kepada mereka bahwa Dia adalah Yesus itu sendiri. Ketika Yesus menyatakan diri-Nya, saat itu Yesus sedang berjalan di atas air. Menurut hukum alam manusia tidak akan mungkin bisa berjalan di atas air, sebab apabila massa benda itu lebih rendah dari massa air maka benda itu akan mengapung, sebaliknya apabila massa benda itu lebih berat dari massa tekanan air maka benda itu akan tenggelam. Apabila kita melihat seorang perenang lomba air, dia tidak pernah mencoba untuk beridiri di atas air, mengapa? karena ia tahu tidak akan mungkin bisa, sebab massa berat badannya lebih tinggi dari tekanan air. Sepanjang sejarah kekristenan hanya satu manusia yang bisa berjalan di atas air yaitu Petrus murid Yesus (Mat.14:28). Dalam Injil Yohanes, Petrus tidak diceritakan bahwa ia berjalan di atas air, hanya Yohanes mencakup keseluruhan bahwa mereka sedang ketakutan. Memang ketakutan adalah suatu tempramen setiap orang, mengapa? karena pada umumnya manusia menginginkan kedamaian.
yesus-berjalan-di-atas-air-600.jpg
Gambar 02. Yesus menyatakan diri-Nya, sambil berjalan diatas air.
       Ada sesuatu yang tidak dilihat dari cerita ini mengapa Yesus menyatakan diri-Nya melalui dengan cara berjalan di atas air dan dengan ucapan yang bergaya santai dan rileks? Pernyataan ini sebenarnya memiliki tujuan, Yesus memiliki tujuan mengapa hal itu Ia lakukan. Leon Morris dalam bukunya yang berjudul “Teologi Perjanjian Baru” mengatakan ucapan Yesus semacam ini untuk meneguhkan para pelaut yang sedang di ombang-ambingkan oleh badai ketika mereka melihat Yesus berjalan di atas air, “Aku ini, jangan takut!” (6:20).[6] Sebuah ucapan ini akhirnya membuat murid tidak ketakutan lagi dan rasa takut mereka hilang setelah mengetahui yang datang adalah Tuhan Yesus, menurut saya pastinya mereka bertanya-tanya “bagaimana Dia melakukannya?” hal ini menjadi pertanyaan setiap orang apabila melihat kejadian ini secara langsung pada saat itu pastinya heran, bahkan mungkin sebelum mendengar penyataan Yesus maka pastinya ketakutan hingga pingsan dan lupa diri sebab pastinya mereka mengira itu hantu. Dalam Injil Markus 6:48, Yesus menampakkan diri-Nya kira-kira jam 3 malam, Yohanes tidak berfokus dengan soal waktu, ia hanya berfokus pada penampakan Yesus yang berjalan diatas air dan itu menjadi seperti kejutan baginya meskipun awalnya ia juga mengalami ketakutan.[7]
v  Kesimpulan
            Semua segala hal-hal baru yang diperlihatkan Yesus kepada manusia memilki sebuah makna yang terkandung didalamnya yaitu sebuah makna yang sulit dipahami dan dimengerti oleh banyak orang. Terkadang manusia saat melihat hal-hal yang terjadi diluar akal pikiran mereka, maka itu menjadi sebuah daya tarik dan sesuatu yang amazing bagi mereka, tetapi tidak mengerti mengapa tanda itu di buat. Meskipun banyak tanda yang dibuat Yesus masih banyak orang-orang yang kurang percaya bahkan tidak percaya. Injil Yohanes ini ditulis kepada orang-orang Yahudi yang menganut kebudayaan Yunani (Helenis), jadi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani. Injil Yohanes lebih menekankan bahwa Yesus adalah Anak Allah, hampir semua tulisan di dalam Injil ini menuliskan tentang perkataan dan ucapan Yesus serta ajaran-ajaran-Nya. Dalam masa pelayanan Yesus, Yesus seringkali membuat semeia atau tanda. Kisah tentang Yesus berjalan diatas air adalah semeia yang ke 5 yang di perlihatkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Adapun semeia yang lain diperlihatkan Yesus yaitu:
1. Air menjadi anggur, tandanya Yesus sebagai penguasa diatas segala kualitas.
2. Penyembuhan anak pegawai istana, tandanya Yesus sebagai penguasa atas jarak dan ruang.
3. Penyembuhan orang sakit di kolam betesda, tandanya Yesus sebagai penguasa atas waktu.
4. Memberi makan lima ribu orang, tandanya Yesus sebagai penguasa atas kuantitas.
5. Berjalan di atas air, tandanya Yesus berkuasa atas hukum alam.
6. Penyembuhan orang buta sejak lahir, tandanya Yesus penguasa atas kemalangan.
7. Pembangkitan Lazarus, tandanya Yesus sebagai penguasa atas kematian dan maut.[8]
Tanda-tanda ini atau semeia, Yohanes lebih mengacu kepada si pembuatnya. Inilah tanda-tanda diantara semua tanda itu.
Semua itu dilakukan Yesus untuk membuktikan bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa atas segala sesuatu baik yang dibawah bumi diatas bumi bahkan atas semua ciptaan alam semesta.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Thenu, S Cynthia. Tafsiran Injil Yohanes. Akademi Teologi Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta. 2013.
2.      Mimery Nehemiah, Pdt. Komentar Praktis Injil Yohanes. Mimery Press. 2000.
3.      Hagelberg Dave. Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 6-12) Dari Bahasa Yunani. Andi. 1999.
4.      Lee Witness. Perjanjian Baru. Perpustakaan Injil Indonesia: Jakarta. 1997.
5.      Morris Leon. Teologi Perjanjian Baru. Gandum Mas: Malang. 1996.
6.      Halley H, Henry. Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru. YAKIN: Surabaya. 1979.
7.      Barclay William. Pemahaman Alkitab Setiap hari. BPK Gunung Mulia. 1995.
                                                                                                                                                               


[1] Pdt. Nehemiah Mimery,  2000, Komentar Praktis Injil Yohanes, Mimery Press. Hal 129.
[2] Pdt . Nehemiah Mimery, 2000, Komentar Praktis Injil Yohanes, Mimery Press. Hal 136.
[3] Dave Hagelberg, 1999, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 6-12) Dari Bahasa Yunani, Andi. Hal 23.
[4] William Barclay, 1995, Pemahaman Alkitab Setiap hari, BPK Gunung Mulia Hal. 514.
[5] Witness Lee, 1997, Perjanjian Baru, Perpustakaan Injil Indonesia: Jakarta.
[6]Leon Morris, 1996, Teologi Perjanjian Baru, Gandum Mas: Malang. Hal. 329.
[7] Henry H. Halley, 1979, Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru, YAKIN: Surabaya. Hal 150.
[8] Cynthia S. Thenu, 2013, Tafsiran Injil Yohanes, Akademi Teologi Amanat Penuaian Terakhir: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar